Senin, 28 Mei 2012

Kesaksian - Astrid Ellena Miss Indonesia 2011




Ellen terhenyak ketika terpilih sebagai Miss Indonesia. Mahkota yang diidam-idamkan para wanita Indonesia itu mendarat dengan indah di kepalanya. Gadis yang bernama lengkap Astrid Ellena Indriana Yunadi mengaku sama sekali tak menyangka dirinya dinobatkan sebagai Miss
Indonesia 2011. Pasalnya selama karantina ia tidak bisa mengikuti semua rangkaian kegiatan
karena menderita sakit mata.

Sejak kecil Ellen sudah jatuh hati dengan julukan Miss World atau Miss Universe. Mereka yang mendapat anugerah ini identik dengan paras cantik, juga kepribadian lembut. “Seorang miss tidak hanya cantik tetapi juga punya kemampuan akademis dan lembut,” ujar mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Pelita Harapan ini.

Ellen tidak sekadar jatuh hati. Rupanya sang mami juga punya keinginan sama, agar Ellen bisa menyandang gelar miss. Bila Ellen berhasil menyabet predikat miss, maminya berharap Ellen memiliki kepribadian seorang miss yang tidak hanya cantik, tetapi juga sopan, santun,
cerdas, lembut, dan baik hati. “Mami pengin saya jadi miss, sehingga ia sudah mengajarkan bagaimana duduk yang benar dan bicara dengan lembut sejak saya masih kecil,” kenang Ellen.

Didikan tersebut rupanya membawa Ellen meraih predikat Miss UPH (Universitas Pelita Harapan) 2009. Setelah setahun menjabat Miss UPH 2009, Ellen lantas tidak puas begitu saja. Muncul keinginan dalam dirinya untuk melakukan sesuatu yang lebih besar lagi. Bersamaan dengan itu, Kakaknya meminta Ellen untuk mengikuti ajang Miss Indonesia 2011.
Namun, tawaran itu ditepis oleh Ellen. Ia merasa pesimis bisa terpilih. Sempat merasa takut. Waktu itu yang dipikirkan adalah jangankan menang, jadi finalis saja belum tentu. Semua finalis cantik, pintar, badannya bagus.

Melihat Ellen yang pesimis, si kakak terus-menerus memberikan dukungan kepada Ellen. “Coba saja, kalau tidak dicoba kamu enggak akan pernah tahu,” ujar kakaknya. Akhirnya Ellen nekad mendaftarkan diri setelah mengumpulkan semua keberaniannya.

Melewati rangkaian yang panjang pun dilakoni Ellen, hingga akhirnya terpilih menjadi finalis. Dari tiga ribu orang terpilih 33 finalis. Ellen terpilih mewakili Jawa Timur. Ellen memang yakin bahwa Tuhan telah merancang hidupnya. Terbukti, masa karantina pun bertepatan dengan hari libur kampus. “Saya diberi kemudahan-kemudahan oleh Tuhan. Saya
percaya ini rencana Tuhan.”

Namun kemudahan tidak terus dirasakan, ada tantangan yang harus dilewati. Hari kedua karantina, tiba-tiba Ellen menderita sakit mata. Matanya yang sebelah kanan membengkak. Ellen mengaku tidak tahu apa penyebabnya karena baru pertama kali sakit mata.

Ellen sangat sedih karena melewatkan banyak kegiatan di karantina. Selama seminggu ia menangis, bertanya-tanya dalam hati, kenapa Tuhan mengirim dia ke tempat karantina tetapi matanya bengkak. Padahal ajang ini hanya bisa diikutinya sekali seumur hidup. Rasa malu
menghantuinya karena temantemannya cantik tapi dia enggak bisa make up, foto, ikut kegiatan di luar, hanya bisa ikut kegiatan di dalam, kompres mata, dan ke dokter.

Ellen berniat mengundurkan diri dari kontes bergengsi tersebut. Tapi rupanya Tuhan punya kehendak lain. Salah seorang panitia menguatkan Ellen. “Tuhan sudah kirim kamu ke sini dan itu anugerah Tuhan. Jadi walaupun kamu sakit tapi ditakdirkan untuk menang, kamu akan menang. Belum tentu tahun depan kamu ikut lagi dan bisa jadi finalis. Mungkin tahun depan persaingannya lebih berat,” ujar Ellen mengulangi.

Keluarga Ellen pun turut memberi dukungan. Mereka terus-menerus menghibur sekaligus menguatkan Ellen. Dukungan mereka rupanya membuat Ellen mampu bertahan. Kakak Ellen yang berprofesi sebagai pendeta menyarankan Ellen untuk melakukan penyembahan. Namun Ellen tidak segera melakukan saran tersebut. Ellen berpikir, penyembahan tidak bisa membuat penyakitnya sembuh. “Saya pikir, ngapain sih penyembahan. Enggak ngefek…,” cerita puteri bungsu pasangan Fredrich Yunadi dan Wilinda Indriana.

Kekerasan hati Ellen goyah sehari menjelang malam final. Entah mengapa Ellen ingin sekali berkomunikasi sama Tuhan. “Hari itu saya pengin curhat sama Tuhan. Saya penyembahan dan baca Alkitab.” Setelah itu, Ellen tidur selama dua jam. Begitu bangun, mata Ellen yang bengkak langsung mengempis. “Mukjizat! Sejak itu saya percaya Tuhan itu dahsyat banget,” tukasnya berseri-seri.

Pada malam final Miss Indonesia 2011, Ellen akhirnya bisa tampil sempurna. Tidak hanya penampilan luar, jawaban-jawaban yang dilontarkan Ellen juga mampu memikat para juri dan masyarakat Indonesia.

Ellen bersyukur bisa lancar menjawab pertanyaan dari para juri. Sebab selama ini Ellen selalu mengalami kesulitan saat berbicara di depan umum. “Saya sebenarnya pemalu. Apalagi kalau bicara di depan umum. Saya takut banget lidah saya belibet.”

Rahasia suksesnya tampil di panggung adalah doa. Sebelum naik ke panggung dan selama di panggung, Ellen tak henti-hentinya mendaraskan doa. “Saya meminta Tuhan untuk berbicara melalui saya. Biarlah Roh Kudus berbicara melalui mulut saya. Biarlah kehendak Tuhan yang terjadi. Di panggung saya cuma berdoa, enggak memikirkan apa-apa. Saya percaya kalau Tuhan tidak akan mempermalukan anak-Nya. Jadi saya berserah dan memuji Tuhan.”

Alhasil, mahkota Miss Indonesia pun jatuh kepada Ellen. Tak cuma itu, Ellen juga berhasil menyabet dua gelar lainnya, yakni Miss Favorit 2011 dan Miss Kulit Cantik 2011. “Waktu dua besar, saya berdoa: biarlah kehendak-Mu yang terjadi. Menang atau kalah itu pasti rencana Tuhan dan saya percaya Tuhan berikan yang terbaik. Puji Tuhan saya terpilih,” kata perempuan yang menetap di Surabaya hingga kelas 3 SMP dan hijrah ke Amerika sampai lulus SMA.

OBAT DAN DOKTER
Rupanya gara-gara sakit mata, Ellen banyak memetik pelajaran. Ia belajar untuk tidak lagi mengandalkan kekuatan sendiri. “Waktu itu saya mengandalkan kekuatan dokter dan obat. Kalau tidak salah ada tiga dokter yang menangani saya.”

Sebelum menderita sakit mata, Ellen merasa kehidupan rohaninya terasa hambar. Pada 2010 hubungannya dengan Tuhan terasa datar. Ia juga sudah merasa bosan ke gereja. Khotbah pendeta pun tak lagi sanggup ia simak. “Saya enggak dekat sama Tuhan. Saya merasa hidup
saya lurus-lurus saja. Jadi rasanya hambar banget.”

Puji Tuhan kehidupan rohani Ellen berubah drastis begitu mendapat mujizat sembuh dari sakit mata. Sejak kejadian itu, Ellen langsung bertobat. “Saya janji untuk berubah. Saya enggak mau jauhjauh lagi sama Tuhan. Saya mau dekat sama Tuhan,” tandas jemaat GBI Senayan City, Jakarta ini.

Setelah kejadian itu, Ellen menjadi aktif pelayanan. Ia bersaksi di gereja-gereja mengenai mujizat yang didapatnya dan juga perjalanannya meraih gelar Miss Indonesia 2011. “Tiga bulan lalu saya kesaksian di Johor, Malaysia,” katanya.

MISS WORLD 2011
Tak bisa dipungkiri, menyandang predikat Miss Indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah. Walau demikian, Ellen berjanji akan berusaha menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Ia ingin menyampaikan apa yang Tuhan ingin sampaikan kepada umat-Nya. “Saya ingin memuliakan nama Tuhan. Entah itu saya jadi role model, jadi inspirasi bagi anak-anak atau pun membantu orang-orang yang kurang mampu.”

Memang bukan pekerjaan yang mudah. Terlebih lagi tugas Ellen yang mewakili Indonesia di ajang Miss World 2011. Untuk itu, setiap hari Ellen belajar banyak hal. Mulai mempelajari isu global dan Indonesia, belajar piano, make up, tata rambut, sampai tata busana. Ellen berusaha keras akan memberikan yang terbaik bagi Indonesia. “Saya berserah pada Tuhan. Tidak ada yang mustahil kalau sudah rencana Tuhan.”

Bila nantinya berhasil menyabet gelar Miss World 2011, Ellen ingin memajukan Indonesia. “Saya ingin memperkenalkan Indonesia kepada dunia. Indonesia negara kaya, punya banyak potensi tapi sayangnya kurang dikembangkan. Sewaktu saya di Amerika, masyarakat di sana tidak tahu Indonesia. Makanya, saya pengin semua orang tahu Indonesia.” Good Luck Ellen! Semoga berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang Miss World 2011.

Sumber: Majalah Bahana, Okteber 2011
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...