“Dan
dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu
rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah
melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak
laki-laki.” Rut 4:15
Seiring
dengan perkembangan emansipasi wanita, tuntutan persamaan hak antara
pria dan wanita semakin nyata. Cukup banyak wanita yang sekarang
menduduki posisi-posisi strategis baik dalam pemerintahan maupun di
dunia bisnis. Hal yang jarang sekali terjadi pada jaman dahulu. Tuhan
memang tidak membeda-bedakan antara pria dan wanita. Ada beberapa tokoh
wanita dalam Alkitab yang memang dipakai luar biasa oleh Tuhan. Saat ini
bagi seorang wanita, untuk menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu hal
yang sulit dilakukan. Tetapi untuk menjadi seorang wanita pilihan di
hadapan Tuhan juga bukanlah sesuatu hal yang mudah.
Mari
kita coba belajar dari kehidupan Rut, perempuan dari Moab yang menjadi
menantu Naomi. Ketika keadaan berubah seketika, suami Naomi meninggal,
demikian juga anak-anaknya, Rut menunjukkan bagaimana seorang wanita
mengambil keputusan yang tepat, sehingga pada akhirnya Rut menjadi seorang wanita pilihan Tuhan.
Berikut dua hal utama dari pribadi Rut :
1. Kesetiaan
“Tetapi
kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan
tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku
pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam:
bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun
mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN
menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun
memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!” “ Rut 1:16-17
Ketika
suami Naomi maupun anak-anaknya, suami dari Rut juga, meninggal, Naomi
menyuruh Rut untuk pulang ke rumahnya. Tetapi Rut mengambil keputusan
tetap setia mengikuti Naomi kemanapun dia pergi. Bahkan Rut akan setia
hingga maut memisahkan.
Kesetiaan
dalam hubungan keluarga menjadi suatu hal yang sulit dijalankan, ketika
suatu masalah datang. Ketika keadaan berubah menjadi sesuatu yang tidak
bisa kita harapkan.
Ataupun jika diperhadapkan kepada suatu pilihan
seperti yang dialami oleh Rut. Banyak hubungan rumah tangga, hubungan
suami-istri maupun hubungan antara mertua dan menantu yang tidak dapat
diselamatkan oleh karena tidak adanya kesetiaan di dalamnya.
Rut
dapat menunjukkan bahwa dia dapat tetap setia, bahkan siap menanggung
segala resikonya apapun yang terjadi. Dia mengerti bahwa ketika dia
berkomitmen membina hubungan keluarga, dia harus tetap setia sampai maut
memisahkannya. Masalah boleh datang, tetapi biarlah sebagai seorang
wanita yang mengenal Tuhan kita tetap memelihara kesetiaan dalam
hubungan rumah tangga ataupun keluarga kita.
2. Ketaatan
“Lalu kata Rut kepadanya: “Segala yang engkau katakan itu akan kulakukan.”” Rut 3:5
Rut
menghormati dan menaati segala yang dikatakan oleh Naomi kepadanya. Dia
juga melakukannya dengan segenap hati tanpa keraguan sedikitpun.
Dalam
kitab Rut kita dapat melihat bahwa Rut merupakan seorang wanita yang
giat bekerja. Hasil pekerjaannya maupun kebaikannya bahkan diketahui
oleh banyak orang.
Ketaatan yang dilakukan Rut membuahkan hasil. Pada akhirnya Tuhan memberkati Rut dengan caraNya sendiri.
Ketaatan
pasti mendatangkan berkat. Ketaatan di dalam hubungan rumah tangga
maupun keluarga juga akan membawa perubahan yang baik.
Kelebihan-kelebihan
yang dimiliki oleh seorang wantia janganlah menjadi penghalang untuk
menjalankan ketaatan. Ketaatan istri terhadap suami merupakan cerminan
bahwa wanita tersebut taat kepada Allah. Ketaatan bukanlah sesuatu hal
yang dapat ditawar-tawar.
Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa suami
adalah kepala dalam sebuah keluarga. Dengan menjalankan ketaatan dalam
hubungan keluarga, kita akan melihat jalan keluar yang Tuhan berikan
dalam setiap masalah-masalah kita. Tuhan tidak pernah berhutang bagi
setiap orang yang taat kepadaNya.
Pada
akhir kitab Rut diceritakan bahwa pada akhirnya Rut dinikahi oleh Boas.
Dan mereka melahirkan seorang anak yang diberi nama Obed. Obed adalah
orang tua dari Isai, ayahnya Daud (raja Israel). Tuhan tidak melihat
latar belakang Rut sebagai perempuan Moab, tetapi Tuhan melihat
kesetiaan dan ketaatannya.
Ketaatan dan kesetiaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan bagi seorang wanita yang menjadi pilihan Tuhan.
“Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.” Ams 31:30
0 comments:
Posting Komentar