Alkitab tidak mencatat istilah pacaran.
Namun seiring perkembangan zaman, topik ini menjadi salah satu hal yang
paling menarik untuk dibahas. Apalagi berkaitan dengan batas-batas pacaran kristiani. Berikut beberapa pertanyaan yang paling sering ditanyakan seputar batas pacaran :
Umur Berapa Seseorang Boleh Berpacaran?
Pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan angka yang pasti. Namun yang menjadi pedoman, pacaran adalah satu tahap diatas persahabatan antara seorang pria dan wanita sekaligus sebagai persiapan untuk memasuki pernikahan. Mengingat seriusnya arti pacaran, seharusnya orang yang mau berpacaran sudah cukup matang dan dewasa untuk menjalani proses ini.
Banyak orang tidak mengerti keseriusan berpacaran
dan hanya mengira kalau itu hanya untuk senang-senang. Alhasil mereka
pun terjebak dengan emosi sesaatnya saja dan akhirnya jatuh ke berbagai
pencobaan. Usia memang tidak menjamin kedewasaan seseorang, jadi
kenalilah diri kita sendiri sebelum berani untuk memulai komitmen pacaran.
Apakah Aktivitas Seksual Diperbolehkan?
Dunia hiburan khususnya Holywood membuat aktivitas seksual seksual seperti berpelukan, berciuman bahkan hubungan seks sebelum menikah adalah hal yang biasa. Namun Alkitab dengan jelas mencatat bahwa sebagai orang percaya, kita tidak boleh menjadi serupa dengan dunia ini, termasuk dalam gaya berpacaran.
Kaum
wanita cenderung rela melakukan apa saja untuk mendapatkan cinta,
termasuk untuk memberikan seks kepada pasangannya. Padahal bagi
kebanyakan kaum pria, cinta hanyalah iming-iming untuk mendapatkan seks.
Ada banyak kasus dimana para pria justu kehilangan respek kepada
pasangannya setelah berhasil melakukan seks yang akhirnya menyebabkan
kaum wanita depresi atau bahkan trauma.
Hal ini bukan untuk mendeskriditkan kaum pria, namun dengan mengetahui kecenderungan ini, seharuskan hubungan pacaran kristiani lebih didasari oleh pengenalan karakter serta sikap untuk saling membangun di dalam Tuhan.
Resiko lain seperti hamil di luar nikah, pernikahan
dini atau bahkan aborsi juga harus diperhatikan untuk mencegah kita
melakukan aktivitas seksual sebelum menikah. Perlu diingat pula bahwa
aktivitas seksual sekecil apapun dapat merangsang untuk melakukan
aktivitas seksual yang lebih besar. Jika resikonya begitu besar, mengapa
kita tidak memberikan seks sebagai hadiah pernikahan nanti?
Apakah Boleh Berpacaran dengan yang Tidak Seiman?
Ayat II Korintus 6:14-15
selalu menjadi jawaban yang diberikan untuk menjawab pertanyaan
tersebut. Namun demiklian, tetap banyak para single kristiani yang
membela dirinya dengan pandangan bahwa banyak hubungan pasangan Kristen dan non-kristen yang bahagia.
Pasangan Kristen dan non-Kristen
memang dapat terlihat hidup di dalam kerukunan. Namun sebenarnya, di
dalam lubuk hati terdalam, pasti ada bentrokan besar di antara kedua
belah pihak, kecuali pihak yang Kristen berkompromi.
Meskipun seseorang mengkompromikan imannya untuk dapat bersama-sama
dengan pasangan yang tidak seiman dan sepadan, dia tidak dapat
memungkiri kalau sebenarnya dia tidak bahagia karena pernikahannya tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana seharusnya sebuah pernikahan.
Tidak semua pertanyaan mengenai pacaran bisa dijawab secara langsung, namun dengan memahami konsep utama dari berpacaran, dengan sendirinya kita akan memahami batasan dari pacaran.
0 comments:
Posting Komentar