“Berbahagialah orang yang terlalu capek karena kesibukan mereka, sehingga mereka tidak punya waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Mereka adalah anak-anakku yang mengerti kerinduan hatiku yang terdalam”.
“Berbahagialah
orang yang selalu mengharapkan pujian atas apa yang mereka perbuat. Aku
bisa memperalat dan menunggangi ambisi mereka melalui pujian”.
“Berbahagialah
orang yang memelihara hati yang terlalu sensitif. Dengan sedikit
sentilan saja mereka tersinggung. Mereka akan kurang bersemangat di
dalam bekerja dan akan segera menghilang dalam pelayanan. Mereka ini
adalah fansku yang setia”.
“Berbahagialah mereka para pembuat masalah. Mereka akan disebut anak-anakku".
"Berbahagialah
orang yang selalu mengeluh. Aku senang karena benih sungut-sungut yang
kutabur bertumbuh subur di hati dan lidah mereka”.
“Berbahagialah
mereka yang egois, suka mementingkan diri sendiri dan tidak peduli pada
orang lain. Mereka adalah pengikut-pengikutku yang setia”.
“Berbahagialah
mereka yang suka menggosip, karena mereka akan menimbulkan perpecahan
dan pertengkaran. Ini sungguh sangat menyenangkan hatiku”.
“Berbahagialah
orang yang mengaku mengasihi Tuhan, tetapi membenci saudara-saudaranya.
Mereka akan hidup bersamaku selamanya sampai di kekekalan”.
“Berbahagialah
orang yang membalas kebaikan dengan kejahatan, penganiayaan dengan
penganiayaan dan kebencian dengan kebencian. Mereka akan mendapat upah
yang sama denganku di kegelapan”.
“Berbahagialah
yang membaca tulisan atau mendengar khotbah dan merasa isinya pas untuk
orang lain dan bukan untuk dirinya sendiri. Dia ada dalam tanganku”.
Renungan:
“Ucapan bahagia
vesi iblis” mengingatkan kita untuk lebih berjaga-jaga, karena saat ini
kita memang hidup di hari-hari yang jahat, dimana iblis bekerja luar
biasa giatnya.
Keputusan untuk masuk kedalam kelompok orang yang berbahagia menurut versi Tuhan Yesus atau versi iblis ada di tangan kita.
Jika kita ingin
menjadi orang yang berbahagia menurut versi Tuhan Yesus, kita harus
hidup dalam ketaatan dan berjaga-jaga seperti halnya kelima orang gadis
yang bijaksana(Mat 25:1-13).
Jagalah pelita hati kita agar tetap menyala. Isilah minyaknya setiap hari dengan berdoa dan merenungkan Firmannya.
0 comments:
Posting Komentar