Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 59; Markus 9; 2 Tawarikh 29-30
Suatu hari yang cerah Petrus
menjadi terkejut atas pernyataan Yesus. Gurunya memberitahukan bahwa Ia
harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan
dibangkitkan pada hari ketiga.
Padahal sebelumnya Petrus mendapatkan pujian dari Yesus karena Petrus
berkata benar tentang siapakah Yesus? Bahkan Yesus membuat pernyataan
yang menggembirakan murid-muridNya bahwa alam maut tidak akan berkuasa
atas jemaat yang didirikan Tuhan Yesus.
Spontan setelah mendengar penyataan yang kontradiksi dari gurunya Petrus
pun menarik Yesus ke samping dan menegor Dia katanya: "Tuhan, kiranya
Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
Maka Yesus melihat ke wajah Petrus dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.
Wow ternyata ada Iblis dibalik pernyataan Petrus! Padahal kalimat yang diutarakan Petrus bukanlah kalimat yang kasar atau pun jahat. Padahal kalimat Petrus bukanlah kutukan dan juga bukan mantra-mantra yang mengerikan.
Kerap kali kita berpikir bahwa hal yang mengerikan yang datangnya dari Iblis atau Setan selalu berwujud dan berupa hal-hal yang mistik
dan menyeramkan, padahal banyak kejadian yang membuat manusia terjatuh
dalam dosa dan menyimpang dari kehendak Allah tidaklah dimulai dari
hal-hal yang menyeramkan atau mistik.
Hati-hati dengan setiap manisnya bujuk rayu si Iblis! Bukankah Adam dan Hawa jatuh karena percakapan yang indah di taman eden?
Yang mengerikan justru bukanlah yang menyeramkan. Iblis
atau Satan adalah bapa segala dusta dan pendusta. Jika ia berhasil
menipu maka itu artinya ia berhasil mencuri, jika ia berhasil mencuri
maka tujuan terakhirnya adalah membunuh manusia dalam keadaan tidak
percaya dan durhaka.
0 comments:
Posting Komentar