Atas penangkapan polisi terhadap Ramsha Masih
pekan lalu, Amnesty Internasional mendesak pemerintah Pakisatan untuk
menjamin keamanan gadis Kristen tersebut, setelah dituduh melanggar
undang-undang penistaan agama negara. Pernyataan ini dikeluarkan pada Selasa (21/8) waktu setempat.
Ramsha Masih
membuat tetangganya marah dan mengepung rumahnya di Islamabad setelah
dia membakar kitab suci Quran. Beberapa orang mengatakan, Quran itu dia
amvil dari tempat sampah untuk memasak. Anak perempuan yang diduga
memiliki gangguan jiwa itu pun telah diminta Presiden Pakistan Asif Ali Zardari untuk diselidiki.
Amnesty menyambut baik tanggapan Presiden Zardari itu, namun tidak cukup berpengaruh kecuali undang-undang penistaan dirombak. Karena itu, kelompok HAM yang berbasis di London ini juga meminta pemerintah Pakistan untuk segera mereformasi undang-undang penistaan agama yang bisa menyebabkan seseorang mendapatkan hukuman mati.
Selain
Amnesty, negara-negara seperti Amerika dan Perancis juga menaruh
perhatian. Selain itu, Dewan Gereja-Gereja se-Dunia mengatakan akan
menggelar pertemuan internasional di Swiss bulan depan guna membahas
undang-undang penistaan tersebut, yang akan dihadiri oleh wakil-wakil dari kaum minoritas agama di Pakistan seperti Kristen, Hindu, Budha, dan aliran-aliran Islam minoritas.
Seseorang yang menderita down syndrome
kita ketahui sebagai orang yang pemikirannya tidak seperti manusia
normal. Mereka tidak bisa disalahkan, terutama apabila yang dia ambil
berasal dari tong sampah.
Mudah2an tidak ada lagi gadis2 down syndrome lain pembakar Al-Quran ya ?!...
BalasHapus