Ketidakpahaman
akan integritas sebagai pemimpin keluarga dan kerapkali menimbulkan
perilaku yang tidak wajar. Seperti yang dilakukan oleh seorang ayah di negara bagian Victoria, Australia yang menyatakan bahwa demi pendidikan, dirinya menggauli putri kandungnya selama tiga tahun.
Hal itu diungkapkannya dalam sebuah sidang yang mengadili dirinya akibat tuduhan incest (berhubungan seks dengan keluarga sedarah) dan membuat bahan-bahan pornografi anak-anak. Seperti diungkapkan jaksa penuntut Julian Ayres, pria berusia 44 tahun itu memulai hubungan intim dengan anaknya pada 2008 hingga 2012.
Diceritakan saat itu, sang anak berusia 14 tahun, mulai berpacaran dengan seorang remaja berusia 15 tahun. Ayah tersebut mengaku bahwa anaknya bertanya kepadanya bagaimana memuaskan sang pacar. Meski telah dikatakan bahwa hal itu tidak benar, namun menurut sang ayah, anak tersebut terus memaksanya. Akhirnya dirinya bersedia mengajari sang anak dengan mempraktekan persetubuhan, sebagai sebuah pendidikan seks.
"Dengan alasan memberikan 'pendidikan' seks
tersebut, si terdakwa memulai membangun dan melanjutkan hubungan
dengan putrinya tersebut. Antara bulan Desember 2008 sampai Februari
2012, terdakwa dan korban terlibat dalam hubungan berulang kali di rumah
mereka." tambah Ayres.
Meski hubungan yang tidak wajar ini tidak diketahui oleh sang istri dan anaknya yang lain, namun sang anak yang tadinya percaya bahwa persetubuhan
itu adalah hal yang wajar, melaporkan hal itu ke polisi setelah
berdiskusi dengan teman sekolahnya bahwa hal yang dilakukannya adalah
perbuatan yang tidak benar.
Pada pengadilan pun, sang ayah tetap membela diri bahwa dirinya tidak kuasa mengakhiri persetubuhan itu dan mengakui bahwa tindakan itu melanggar hukum, meski juga mengatakan bahwa anaknya mengerti atas konsekuensinya.
Hal ini tentu sedikit membingungkan hakim, karena menurutnya sulit mengetahui apakah sang ayah sekarang betul-betul menyesali tindakannya, walau sudah mengaku bersalah. "Ini adalah kasus yang tidak biasanya." ujar hakim.
Dosa perzinahan
adalah salah satu bentuk kedurhakaan terhadap karya penciptaan Tuhan.
Mengerti dan memahami konsep diri kita melalui Firman Tuhan akan
menjauhkan kita dari pembenaran-pembenaran semu dan logika duniawi yang
semakin menyimpang.
Sumber : kompas.com
0 comments:
Posting Komentar