Seekor orangutan dievakuasi dalam kondisi penuh luka bakar. Awalnya, dia terusir dari habitatnya
demi perluasan perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri (HTI)
dan juga menjadi korban pembalakan liar hutan, sehingga orangutan
jantan ini masuk ke permukiman penduduk. Namun, dia tidak diterima di
sana. Akhirnya dia dievakuasi dalam kondisi lemah dan kesakitan akibat
bulu dan kulit terkelupas, setelah warga membakarnya.
Selama
empat hari, warga mencoba mengusirnya. Ada berbagai cara yang dilakukan
warga untuk membuatnya turun dari pohon seperti petasan, bius dan
kemudian membakar pohon kelapa tersebut. Warga juga
melancarkan upaya terakhir : dukun. Warga mengumpulkan bahan-bahan
seperti daun sirih 3 batang, teluar ayam kampung 1 buah, dan sebatang
rokok untuk dukun yang bernama Iskandar. Dia melakukan jampi-jampi.
Namun, setelah orangutan itu ditembak obat bius, dia baru pingsan dan menjatuhkan diri, tutur salah seorang warga, Daeng Ramli. Saat ini, orangutan
tersebut dibawa oleh Daops Manggala Agni Rasau Jaya, Balap Konservasi
Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat untuk menjalani pemulihan.
Sudah jatuh ditimpa tangga, itulah kiasan yang tepat untuk menggambarkan keadaan yang dialami orangutan
ini. Dan penyebabnya adalah manusia. Tidak hanya kepada binatang, kita
sebagai manusia seringkali tidak menyadari bahwa kita pun merugikan
manusia lainnya.
0 comments:
Posting Komentar