Sebelum saya memilih untuk bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus
Kristus sebagai Juruselamat pribadi saya, banyak hal yang terjadi yang
membangkitkan kesadaran saya akan kekecewaan yang pernah saya timbulkan
di hati-Nya. Penyakit yang saya alami adalah salah satu cara yang Bapa
gunakan untuk menyelamatkan saya dan mengembalikan saya ke dalam
rangkulan kasih-Nya. Pertobatan yang saya alami sangat luar biasa,
melalui penyakit yang saya alami saya berkenalan dengan seseorang yang
sangat mempedulikan saya. Ia bukan hanya peduli tentang kehidupan saya
di dunia, Ia terlebih peduli pada keselamatan saya di kehidupan
berikutnya, kekekalan. Dia adalah seorang yang sangat baik. Dialah
Yesus, Tuhan yang mampu menyembuhkan saya bahkan memberikan keselamatan
kekal bagi saya. Dialah Juruselamat saya.
Layaknya ombak di laut,
demikian pula pertobatan saya, mengalami pasang surut yang mengikuti
apa yang dunia pernah tawarkan kepada saya. Pertobatan saya pada saat
itu belum sepenuhnya, masih sangat dangkal. Kenikmatan yang ditawarkan
dunia kembali menghiasi hari-hari kelam saya dan kembali membawa
kekecewaan pada hati Bapa. Dunia gemerlap yang sarat dengan minuman
keras, rokok, kembali menghiasi dan mewarnai keseharian yang seharusnya
dipenuhi dengan pujian kepada Kristus Sang Penyembuh yang pernah
menjamah saya. Duka kembali saya corengkan ke wajah-Nya.
Tepatnya
pada tahun 2005 Tuhan tak bosan-bosannya memulihkan saya. Ia sekali
lagi mengangkat saya dari lembah kelam dan menuntun saya pada jalan yang
benar. Pada saat itu saya putuskan untuk mengikuti Tuhan dengan
sungguh-sungguh dan tak ingin lagi terjebak dalam rayuan kenikmatan
dunia. Allah tak pernah meninggalkan saya sendiri menata ulang kehidupan
saya. Melalui Zack Lee dan keluarga saya melihat dan merasakan tangan
kasih Yesus yang senantiasa merawat saya dan menjaga saya agar tak
kembali tergelincir ke dalam lubang yang sama.
Dukungan yang
mereka berikan dalam berbagai aspek, menjadi teman yang memampukan saya
untuk menepati janji saya dalam mengikuti Allah sepenuhnya. Doa adalah
faktor pendorong yang paling kuat. Melalui pengalaman pertobatannya,
Zack Lee membimbing dan mengajarkan saya untuk lebih mengenal Tuhan
Yesus. Apa yang dilakukannya telah menjadi jembatan bagi pengenalan saya
yang lebih dalam akan kasih dan kuasa Yesus yang begitu dahsyat.
Komitmen
saya diperkuat, kini kekristenan adalah gaya hidup saya, dan bukan
hanya hiasan KTP semata. Ketika saya mengambil komitmen ini saya
menyadari ada banyak hal yang siap menghadang saya di depan sana. Iman
saya kepada Kristus harus tetap bertumbuh, dan harus membawa perubahan
yang memberi dampak bagi saya secara pribadi maupun orang-orang yang ada
di sekitar saya. Perspektif saya terhadap banyak hal harus berubah, tak
ada lagi kebiasaan bergosip yang boleh menghiasi kata-kata saya.
Belajar menjadi seperti Yesus, dan terus semakin disempurnakan agar
menjadi seperti Dia adalah tujuan hidup saya.
Ketika saya
mengambil keputusan untuk menyenangkan hati Bapa, ada hati lain yang tak
menyukainya. Dunia keartisan dan pergaulan saya dulu tak menerima jalan
yang saya tempuh kini. Tak pernah ada ungkapan bahwa mengikuti Kristus
itu mudah. Teman-teman, sahabat mulai menjauh dan meninggalkan saya.
Penolakan masyarakat, cemoohan, hingga dianggap rendah pun hadir
mewarnai kehidupan baru saya. Tekanan demi tekanan saya terima,
kesemuanya itu saya jadikan sebagai pendorong yang memampukan saya untuk
terbang lebih tinggi bersama Kistus, dan berkat pun terus mengalir
dari-Nya dalam kehidupan saya. Bukan sesuatu yang mudah untuk mundur
dari dunia keartisan, tetapi inilah cara saya untuk membuktikan
keseriusan dalam melayani Kristus. Kini saya melayani sebagai pemimpin
pujian dan memberikan kesaksian di berbagai gereja.
Dari
kesemuanya ini saya belajar bahwa ketika dunia menyangkal, Yesus
menerima saya apa adanya tanpa memperhitungkan kekecewaan yang pernah
saya corengkan di wajah-Nya. Semuanya membuktikan bahwa Ia ingin
senantiasa memurnikan saya, dan proses inilah yang sedang saya jalani.
Memang
tak pernah ada kata terlambat untuk mengikuti Kristus, tetapi jangan
sampai kita tidak memiliki kesempatan untuk mengenal Dia, karena hari
Tuhan semakin dekat. Tuhan Yesus lebih mementingkan pertumbuhan iman
kita, dan bukan hanya sekedar percaya. Naiki terus anak tangga
kedewasaan rohani, kejar terus apa yang harus kita kejar. Bagian kita
adalah mengasihi Dia dengan melakukan seluruh kehendak-Nya, dan kita
akan melihat berkat melimpah dari-Nya mengalir dalam kehidupan kita,
inilah bagian-Nya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar