Siapapun
tahu kalau kanker adalah penyakit yang mengerikan dan mematikan. Namun
saya tidak pernah mengira kalau sakit perut yang semula saya kira hanya
sakit maag ternyata penyakit kanker. Waktu diperiksa, dokter
menemukan di dinding lambung saya terdapat benjolan-benjolan daging
tumbuh. Dokter bilang, kemungkinan itu tumor. Untuk memastikan nya ,
saya pergi ke Penang, Malaysia , tetapi dokter di sana tidak bisa
memastikan. Saat sedang melakukan pemeriksaaan di Penang, sebuah pesan
SMS dari Indonesia, yaitu dari dokter yang menangani saya di Jakarta,
masuk ke HP saya dan bunyinya sangat mengagetkan: Anda positif terkena
kanker kelenjar getah bening.
Dunia
rasanya mau kiamat waktu saya mendapat berita yang mengejutkan ini
karena yang saya tahu penyakit kanker adalah penyakit yang menakutkan
dan sampai sekarang tidak ada obatnya. Saya tetap berusaha dan
melakukan pemeriksaan di Singapura , namun usaha ini pun sia-sia. Dokter
mengatakan bahwa kanker telah bersarang di dinding lambung saya dan
tidak ada pilihan lain kecuali saya harus menjalani kemoterapi.
Hari-hari
dengan kemoterapi membuat saya tersiksa. Rasa sakit yang luar biasa dan
rambut rontok akibat dampak dari kemoterapi sangat saya rasakan. Setiap
waktu saya berteriak kepada Tuhan di dalam doa dan tiap kali saya
berdoa, saya minta lambung baru. Saya bilang kepada Tuhan kalau saya
tidak mau hanya sekedar sembuh tetapi saya minta lambung baru. "Engkau
punya segudang lambung baru, Tuhan. Kalau engkau menciptakan dari awal
lambung baru dan sekarang lambung itu rusak, sekarang Engkau yang
menggantikan karena Engkau punya segudang lambung baru. Saya percaya, saya imani, Engkau Tuhan sanggup melakukan itu."
Saya
bilang sama mami, suami dan anak-anak saya bahwa saya sudah putuskan
saya tidak mau dikemo lagi karena saya tambah menderita dan tambah
sakit! Jalan saja saya tidak bisa. Kalau saya melihat keluarga saya
makan, saya kepingin makan dan nafsu makan itu timbul. Namun saya tidak
bisa makan. Yang keluar cuma air liur dan waktu air liur itu keluar
sakitnya luar biasa....! Saya tidak bisa mengekspresikan dengan
kata-kata. Untunglah, di saat-saat seperti itu, keluarga selalu ada dan
memberi kekuatan, semangat serta doa untuk saya dalam menghadapi
semuanya.
Sebuah
undangan kebaktian kebangunan rohani (KKR) di Ancol menjadi langkah
awal mukjizat Tuhan untuk saya. Sampai di Ancol dan turun dari mobil,
saya cuma bisa makan sesuap nasi dan seteguk air karena sakitnya luar
biasa...! Saya sempat mengeluh sama Tuhan dan saya pikir Tuhan kok
seperti ini. Saya turun dari mobil didorong dengan kursi roda oleh
suami, anak-anak dan mami saya.
Setengah
jam saya berada di lapangan Ancol, ada pendoa keliling datang dan
mendoakan saya. Saya merasa bahwa iman dan pengharapan saya selama
ini tidak pernah sia-sia. Kesembuhan dan mukjizat Tuhan sedang terjadi
atas diri saya. Selesai berdoa, si pendoa menyalami saya dan tertawa
cerah seperti merasakan sukacita yang luar biasa. Pendoa itu seolah-olah
tahu Tuhan sudah sembuhkan saya.
Selesai
KKR, suami saya haus dan dia minum teh botol. Sebelum minum, dia tawari
saya. Di situ saya tahu kalau saya sudah sembuh dan saya sudah dapat
lambung baru karena saya bisa minum dan tidak sakit , saya benar-benar
bisa merasakan teh botol yang manis! Luar biasa! Saya berteriak-teriak
kepada Tuhan: "Tuhan terima kasih buat lambung yang baru. Saya sudah
sembuh. Thank You, Lord! Engkau dahsyat dan luar biasa!"
Keesokan harinya saya menemui dokter yang menangani saya dan dokter
kembali melakukan proses endoskopi. Usai endoskopi, dokter cuma bisa
geleng-geleng kepala. Dokternya juga kaget karena kok di lambung saya sudah tidak ada apa-apa lagi. Kata dokter: "Very clear. Licin!"
Saya
sungguh bersuka karena pengharapan saya cuma satu, yaitu kepada Tuhan
Yesus saja. Memang dokter mengatakan saya mengidap kanker kelenjar getah bening.
Namun saya berharap kepada Tuhan yang bisa menyembuhkan saya. Dan
sekarang Tuhan telah menyembuhkan saya dan memberi saya sebuah lambung
baru! Bagi saya, Tuhan itu dokter segala dokter. Pengetahuan dokter
terbatas tetapi Tuhan pengetahuannya tidak terbatas!
Sumber kesaksian:
drg.Megawati
mampir :)
BalasHapus