Selasa, 17 April 2012
Mobil Fortuner Pejabat Daerah Ketahuan Konsumsi Premium
Dalam artikel ini saya ingin membagikan berita mengenai mobil Fortuner pejabat daerah yang ketahuan konsumsi premium yang diterbitkan di salah satu portal kekristenan Indonesia saat ini
Mari kita simak berita di bawah ini
Jawaban.com - Sepertinya harapan pemerintah pusat untuk merealisasikan kebijakan pembatasan konsumsi BBM premium yakni dengan melarang mobil cc tertentu membeli bensin premium akan mengalami banyak kendala, khususnya dari para pejabat daerah.
DetikSurabaya, Senin (16/4) pukul 20:38 wib, merilis sebuah berita, sebuah mobil Fortuner warna hitam dengan nopol S 1238 DM yang diketahui milik pribadi Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Suyoto kepergok mengonsumsi bensin premium, sore tadi.
Kendaraan roda empat yang dibawa oleh supir pribadi sang Bupati itu diisi dengan BBM bersubsidi sebanyak 40 liter. Menariknya lagi, sang sopir tidak membayar tunai bbm tersebut, melainkan dengan memberikan selembar kupon warna kuning yang tak lain kupon jatah untuk mobil dinas di lingkungan Pemkab Bojonegoro.
Melalui sambungan seluler, Humas Pemkab Bojonegoro Mahmudin mengakui jika masih banyak pejabat di wilayahnya yang menggunakan BBM bersubsidi.
"Demi efesiensi dan penghematan, Pemkab Bojonegoro untuk plat merah maupun dinas tetap menggunakan BBM jenis premium," jelasnya.
Mengenai penggunaan kupon BBM bagi kendaraan dinas yang mengalir ke mobil pribadi milik bupati, Mahmudin mengaku tidak tahu. "Saya tidak tahu kalau itu pakai kupon, saya cek dulu ke bagian umum," ujarnya.
Sampai berita ini ditulis, Bupati Suyoto masih belum dapat dihubungi untuk dimintakan klarifikasinya seputar kendaraan pribadi miliknya yang menggunakan BBM bersubsidi dengan kupon jatah mobil dinas.
Pemerintah – baik pusat maupun daerah - pada dasarnya bukanlah hanya pembuat aturan. Anda justru adalah teladan yang perilakunya akan dilihat, diikuti, bahkan dinilai oleh rakyat. Ketika tindakan yang Anda tunjukkan berbeda dengan apa yang diucapkan maka jangan salahkan rakyat ketika mengikuti tindakan Anda atau justru malah memprotes apa yang Anda lakukan. Berat memang menjadi orang-orang yang berada di posisi Anda, tetapi itulah konsekuensi yang harus diambil pada saat memutuskan menjadi pemimpin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar