"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai
Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi,
hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam
hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah,
dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang
Mahatinggi! Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke
tempat yang paling dalam di liang kubur. Orang-orang yang melihat engkau
akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang
telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan
bergoncang, yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan
menghancurkan kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang
terkurung pulang ke rumah? Semua bekas raja bangsa-bangsa berbaring
dalam kemuliaan, masing-masing dalam rumah kuburnya. Tetapi engkau ini
telah terlempar, jauh dari kuburmu, seperti taruk yang jijik, ditutupi
dengan mayat orang-orang yang tertikam oleh pedang dan jatuh tercampak
ke batu-batu liang kubur seperti bangkai yang terinjak-injak. Engkau tidak akan bersama-sama dengan raja-raja itu di dalam kubur, sebab engkau telah merusak negerimu dan membunuh rakyatmu.
Anak cucu orang yang berbuat jahat tidak akan disebut-sebut untuk
selama-lamanya. Dirikanlah bagi anak-anaknya tempat pembantaian, oleh
karena kesalahan nenek moyang mereka, supaya mereka jangan bangun dan
menduduki bumi dan memenuhi dunia dengan kota-kota." - Yesaya 14:12-21
Jika kita mau lebih memahami situasinya maka kita akan menyadari bahwa
Lucifer adalah pribadi yang sesungguhnya menginginkan "damai" &
"ketenangan". Ia akan memilih bahagia dan tenteram daripada kejahatan
dan kekerasan seperti yang kita pikirkan selama ini. Ia akan lebih
memilih keindahan dan ketertiban daripada kekacauan dan kehancuran.
Sebisa mungkin baginya adalah menghindari konflik, menjadi berarti bagi
pihak lain, menjadi kontributor paling besar bagi kehidupan, namun semua
hanya menyembah kepada dia dan tidak satu pun di antara kita mengenal
Allah yang sesungguhnya.
Kita harus memahami bahwa buah pengetahuan baik dan jahat yang diberikan kepada Hawa bukanlah 2 sisi yang saling berlawanan, melainkan 2 perkara yang sama-sama dapat dimanfaatkan Iblis untuk bermuslihat. Ia mampu membuat manusia menjauhi pihak yang jahat, mendekati pihak yang baik dan tetap akhirnya jauh dari hadapan Allah yang sejati. Itu sebabnya, Tuhan ingin kita melakukan ibadah yang sejati setiap saat dengan mengingatkan, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." - Roma 12:2. Dunia ini adalah pengetahuan yang baik dan juga yang jahat, sedangkan Tuhan ingin kita mampu membedakan BUKAN baik dari jahat, tetapi antara baik, berkenan dan sempurna.
Sisi kejahatan, kita semua tahu yaitu jahat. Namun sisi kebaikan, inilah yang bisa mematikan. Bukankah Sarah bermaksud baik supaya Abraham dapat memiliki keturunan? Bukankah Petrus bermaksud baik supaya Yesus tidak menderita seperti yang sering diberitahukan-Nya? Dan bagaimana tanggapan Yesus atas "kebaikan" Petrus saat itu? "Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: 'Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.'" - Markus 8:33.
Kita harus memahami bahwa buah pengetahuan baik dan jahat yang diberikan kepada Hawa bukanlah 2 sisi yang saling berlawanan, melainkan 2 perkara yang sama-sama dapat dimanfaatkan Iblis untuk bermuslihat. Ia mampu membuat manusia menjauhi pihak yang jahat, mendekati pihak yang baik dan tetap akhirnya jauh dari hadapan Allah yang sejati. Itu sebabnya, Tuhan ingin kita melakukan ibadah yang sejati setiap saat dengan mengingatkan, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." - Roma 12:2. Dunia ini adalah pengetahuan yang baik dan juga yang jahat, sedangkan Tuhan ingin kita mampu membedakan BUKAN baik dari jahat, tetapi antara baik, berkenan dan sempurna.
Sisi kejahatan, kita semua tahu yaitu jahat. Namun sisi kebaikan, inilah yang bisa mematikan. Bukankah Sarah bermaksud baik supaya Abraham dapat memiliki keturunan? Bukankah Petrus bermaksud baik supaya Yesus tidak menderita seperti yang sering diberitahukan-Nya? Dan bagaimana tanggapan Yesus atas "kebaikan" Petrus saat itu? "Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: 'Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.'" - Markus 8:33.
Hati-hati dengan pikiran manusiawi
kita, itu jalan masuk termudah bagi Iblis untuk berkendara. Hati-hati
dengan kebaikan itu, baik hanya dapat disebut baik sampai Tuhan
menyebutnya demikian. Iblis mampu dan ahli serta lihai menjadi dalang di
kedua sisi panggung peperangan dalam waktu yang bersamaan! Tanpa
tuntunan mutlak dari Roh Kudus, kita semua binasa dalam muslihatnya!
0 comments:
Posting Komentar