Membawa bekal uang pas-pasan membuat 
mereka hidup prihatin. Mereka tinggal di motel dengan ukuran kamar yang 
sangat kecil. Sidney satu-satunya laki-laki. Untuk itu, meski masih 
kecil, ia harus mengalah tidur di lantai.
Hampir seluruh waktu milik mamanya 
dihabiskan untuk bekerja keras di pabrik. Jadilah, Sidney ikut membantu 
kebutuhan keluarga bekerja mengantar koran di kawasan tempat tinggal 
mereka Monterey Park tiap jam lima pagi sebelum berangkat sekolah. 
Pulang sekolah, Sidney kembali keliling mengantar koran atau mengambil 
tagihan yang sifatnya sukarela. Lalu Sidney mengecap pekerjaan baru 
yaitu menjaga toko buku komik.
Ketika SMA, ia mendapat beasiswa dari 
Walt Disney dan bekerja di perusahaan percetakan, mengerjakan desain. 
“Saat waktu senggang saya melukis untuk orang. Ketika kuliah saya mulai 
bisa nabung dan bisa membeli sebuah mobil bekas. Tahun 1994 saya mulai 
hidup mapan… “ kenang pria kelahiran 27 Maret 1973.
Sidney mengaku pernah bandel saat 
menjelang masuk SMA, doyan pesta, minuman keras dan nge-gele (menghisap 
ganja), “Saya sering pulang pagi diantar polisi dalam keadaan mabuk,” 
tambahnya
Momen penting dalam hidup Sidney saat 
kelas tiga SMA. Ia datang ke gereja Indonesia di LA, seorang pembicara 
dari Pasadena di tengah khotbahnya berhenti dan menunjuk Sidney yang 
duduk di bangku paling belakang dan minta Sidney maju ke depan lalu 
berkata,”Tuhan sayang padamu. Ia ingin kau kembali.”
Sidney menerima Kristus sebagai remaja 
di Los Angeles dan mulai memimpin ibadah untuk kelompok pemuda dari 
sebuah gereja lokal di California selatan. Pada tahun 1995, setelah satu
 dekade tinggal di Amerika Serikat, ia menjawab panggilan Allah untuk 
kembali ke kota kelahirannya, Jakarta, di mana ia menemukan tujuan 
sejati hadiah musik dan bakat. Ingin menanam dirinya dalam Tubuh Kristus
 lokal, ia bergabung dengan persekutuan yang masih muda bernama Jakarta 
Praise Youth Center Departemen (JPCYM).
KEMBALI KE JAKARTA
 
 
Pada
 bulan Mei 1995 Ia datang ke Jakarta (Indonesia) dari Amerika Serikat 
tanpa mengenal satu orangpun. Saat itu ia merasa dirinya sangat asing, 
dia tidak punya keluarga, tidak punya saudara, dan tidak punya satu 
orang kenalanpun di sini. Namun, ia punya tekad bulat dan kuat untuk 
melayani Tuhan di Indonesia.
2 hari di Indonesia, ia pun menghadiri 
sebuah pernikahan di JHCC. Ia datang dan mencoba menyanyi di sana, 
disaat itupun ia langsung memiliki kenalan dan sahabat-sahabat baru yang
 bernama Erwin Badudu, Franky Sihombing, Amos Cahyadi, dan Sari 
Simorangkir.
Selang beberapa lama lagi, seiring waktu
 berjalan, Tuhan terus membuatnya memiliki banyak kenalan hingga ia pun 
ikut dan menyanyi di HUT Republik Indonesia ke 50 di Istora Senayan 
dengan tema “Jakarta Bersyukur”. Selang beberapa waktu dan bertambahnya 
waktu, Ia merambah lagi dan ikut dalam Konser GMB di Pecenongan Jakarta 
yang banyak sekali dihadiri oleh anak-anak muda Kristen Indonesia kala 
itu, saat itu orang-orang Indonesia makin mengenal siapa itu “Sidney 
Mohede”.
Sidney Mohede sebenarnya tidak pernah 
ingin membangun sebuah “Nama/Citra Diri” di Indonesia. Dia cuma ingin 
melayani Tuhan saja. Namun di Indonesia dia dicap sebagai salah satu 
pemimpin pujian dan penulis lagu rohani paling berpengaruh di Indonesia.
 Dia hanya ingin memberikan yang terbaik buat Tuhan, dan untuk urusan 
kekayaan, citra diri, promosi, dll semuanya hanya datang dari Tuhan, 
jelasnya.
Saya ingat waktu itu, saat saya melayani
 Tuhan di Indonesia, Ia pernah dikasih amplop yang berisikan uang 
Rp7.500 atau Rp14.000 bahkan amplop sering kosong dan hanya berisikan 
ucapan “Terima Kasih Atas Pelayananya”. Buat Sidney Mohede itu tidak 
masalah. Yang penting urusan saya sama Tuhan, hanya memberi yang terbaik
 untuk Tuhan.
PELAYANAN dan MISI MUSIK
Tahun 2010 Ia genap melayani Tuhan selama 20 Tahun di Indonesia. Pemuda yang lahir pada tanggal 27 Maret 1973 ini bukanlah pemuda sembarangan. Ia memang mendedikasikan diri sepenuhnya untuk Tuhan sejak ia menginjakkan kakinya di Jakarta, Indonesia. Semua lagu dan pelayanannya sangat berpengaruh di Indonesia. Ia dicap sebagai pemimpin dan leader terbesar paling berpengaruh di Indonesia.
Setiap lagunya memiliki Curahan Praise 
Worship yang “KUAT”. Tidak heran, banyak sekali anak-anak muda di 
Indonesia yang antusias mengikuti konser tunggalnya dan merasakan 
curahan Praise Worship dari setiap melodi-melodi yang keluar dari 
hatinya. Selain itu, musik-nya juga mampu membuat semangat yang 
membara-bara, bagaikan api yang tak pernah padam untuk tak akan pernah 
menyerah dalam melayani Tuhan.
Saat ini Ia aktif sebagai penulis buku, 
Ia juga adalah seorang pendeta yang menggembalai gereja lokal JPCC di 
Jakarta, Hingga 2010 ia telah telah menciptakan lebih dari 200 lagu 
rohani yang dipakai oleh gereja di seluruh Indonesia. Ia juga adalah 
pemimpin Trueworshipper, Ia juga adalah pemimpin Komunitas Oxygen. 
Komunitas yang berisikan anak-anak muda di Indonesia untuk melayani 
Tuhan.
Selain aktif menggembalai sebagai pastor
 di gereja lokalnya, Sidney juga melayani di Jaringan Pendeta-Pendeta 
Gereja Indonesia. Aktifitas Sidney Mohede saat ini juga fokus pada acara
 untuk anak-anak,  untuk membantu melepaskan mereka dari belenggu 
kemiskinan baik secara ekonomi, sosial, rohani serta membantu mereka 
berkembang dan bertumbuh menjadi orang-orang dewasa kristen yang baru 
dan bertanggung jawab bagi dunia.
MEMECAHKAN REKOR MURI DI INDONESIA
 
 
Sidney
 Mohede adalah orang pertama di Indonesia yang memecahkan rekor penonton
 terbanyak di tahun 2011. Band sekuler Indonesia papan atas saja hanya 
mampu mendulang 2000-3000 penonton saja untuk menyaksikan tontonan 
musiknya, namun Sidney Mohede menggebrak dengan hingga 42.000 ribu 
penonton dan 7.000 penonton di luar studio. Saking banyaknya, Sidney 
Mohede-pun kebingungan sehingga ia memutuskan untuk mematikan lampu di 
studio dan meminta semua orang menghidupkan ponselnya. Betapa 
terkejutnya ia melihat studio bagaikan bintang-bintang dan langsung saja
 ia menyanyikan lagu Shine Like Star. Konser musik ini ditutup dengan 
doa, dan MURI pun datang memberikan penghargaan rekor MURI.
KEHIDUPAN KELUARGA
Sidney Mohede menikah dengan Etha Mohede pada 9 Mei 2004 dan di karunia 2 anak-anak yang lucu: Ethan Mohede dan Chelsea Faye Mohede. Bagi Sidney Mohede, Etha adalah seorang wanita yang sempurna bagi dirinya. Kehidupan keluarga mereka sangat bahagia dan romantis hingga saat ini dan untuk selamanya.
 
 
 
Puji Tuhan! ^^
BalasHapusHaleluya :)
BalasHapusSampai nangis baca artikel ini...hiks...hiks...hiks... -Rudyanto Lay
BalasHapus@rudyantolay : saia juga :'(
BalasHapuskeren banget menyaksikan hidp orang yang selalu memberikan yang terbaik bagi Tuhan jadi rindu sama Tuhan...God please guide me back
BalasHapuskeren banget menyaksikan hidp orang yang selalu memberikan yang terbaik bagi Tuhan jadi rindu sama Tuhan...God please guide me back
BalasHapus@teman setia : Tuhan juga rindu sama kamu :)
BalasHapus