Rabu, 26 September 2012

Sikap Pantang Menyerah: Menarik Perhatian Yesus


46. Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak berbondong-bondong,  ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. 47. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”. 48. Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!”. 49. Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!”. Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau”. 50. Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. 51. Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat!”. 52. Lalu kata Yesus  kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!”. Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalananNya. Markus 10: 46-52
 
Bartimeus adalah seorang yang buta, yang duduk di pinggir jalan. Ia belum pernah melihat bukti yang nyata bahwa Yesus mampu melakukan mujizat. Meskipun  dia tidak dapat melihat dengan mata jasmaninya, tetapi  ia memiliki mata hati yang terbuka,  mampu melihat kuasa Yesus, dan percaya akan apa yang ia telah dengar tentang  Yesus. Bartimeus percaya  pada kemampuan Yesus  yang  sanggup untuk menciptakan bola mata yang baru baginya. Bartimeus ini adalah orang yang beriman, karena mata hatinya terbuka, ia percaya pada hal yang belum dilihatnya secara jasmani.

Ketika ia mendengar bahwa Yesus sedang  berjalan di dekatnya, maka iapun segera berseru memanggil nama Yesus. Berada dekat dengan  kerumunan orang banyak yang berbondong-bondong itu, tentunya suasananya sedang ramai, banyak suara orang yang sedang berbincang-bincang, mereka mungkin sedang membicarakan mengenai mujizat-mujizat yang telah dilakukan oleh Yesus.  Dalam suasana seperti  itu, Bartimeus menggunakan kesempatan supaya dapat  memperoleh mujizat dari Yesus. Yang dilakukan oleh Bartimeus ialah  berseru untuk memanggil namaNya. Sekalipun banyak orang menyuruhnya agar dia diam, tetapi ia tetap teguh pada pendiriannya sebab ia memiliki sebuah tekad  yaitu agar suaranya yang sedang memanggil-manggil  nama Yesus itu, dapat didengar langsung  oleh Yesus sendiri. Usahanya itu tidak sia-sia, akhirnya iapun memperoleh apa yang diharapkannya.

Kisah yang menarik mengenai Bartimeus ini, mari kita bandingkan  sejenak dengan kisah Yosua yang memerlukan mujizat dari Allah pada waktu ia berperang melawan musuh-musuhnya, dalam Yosua 10:12-14 , “Lalu Yosua berbicara kepada Tuhan pada hari Tuhan menyerahkan orang Amori itu kepada Israel; ia berkata dihadapan orang Israel:”Matahari berhentilah di atas Gibeon dan engkau bulan, di atas lembah Ayalon!”. Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak , sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur?  Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh”.  Yosua meminta sebuah mujizat dari Allah, pada saat mereka  berperang melawan musuh-musuhnya. Permohonan Yosua itu dikabulkan oleh Allah, untuk menolong mereka memperoleh kemenangan. Iman Yosua sanggup menghentikan matahari, sedangkan jeritan iman dari Bartimeus sanggup menarik perhatian Yesus, dan  menghentikan langkah Yesus.

Hidup dalam dunia ini  setiap orang selalu diperhadapkan dengan berbagai  macam tantangan dan kesulitan. Menghadapi  berbagai  macam persoalan yang begitu kompleks, kadang-kadang membuat kita bingung, sepertinya jalan yang kita temui buntu, tidak mengerti lagi apa yang harus dilakukan,  sehingga kitapun membutuhkan pertolongan yang datangnya dari Tuhan, yaitu mujizat.

Suatu hal yang sungguh menarik untuk diperhatikan dari Bartimeus ialah sikapnya yang pantang menyerah itu, dapat menghentikan langkah Yesus, ia  dapat menarik perhatian Yesus. Bagaimanakah sikap pantang menyerah  Bartimeus ini sehingga menarik perhatian  Yesus kepadanya?

Ada empat hal, dalam sikap pantang menyerah yang dimiliki oleh Bartimeus untuk menarik perhatian Yesus, yaitu:

1. Tidak mau diam

Bartimeus buta, tidak dapat melihat, ia tidak mengetahui dimana tepatnya posisi Yesus sedang  berada. Bartimeus  juga tidak bisa berjalan  mendekat  untuk  menghampiri Yesus, sebab tidak ada yang menuntun dia datang kehadapan Yesus, namun ia tidak  diam saja dengan keadaannya itu. Ia tidak mau menunggu, Bartimeus tidak mau tinggal diam, ia melakukan sesuatu tindakan iman, yang dapat dilakukannya yaitu, dengan   berteriak  berseru memanggil  nama Yesus. Dorongan yang membuat dia berseru ialah mata rohaninya yang percaya pada Yesus. Imannya timbul, melalui apa yang telah ia dengar tentang Yesus.  Ia telah mendengar berita tentang Yesus yang sanggup mengadakan tanda-tanda mujizat. Imannya adalah sangat percaya kepada kuasa Yesus yang sanggup memberikan apa yang ia butuhkan, yaitu supaya ia dapat melihat, karena itu iapun berseru sekeras-kerasnya memanggil nama Yesus, supaya  terdengar oleh Yesus di tengah kerumunan orang banyak itu.  Pada Ayat 47, ketika ia mendengar bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru :”Yesus Anak Daud, kasihanilah aku!”

Dalam menghadapi berbagai-bagai persoalan dalam kehidupan ini, apakah kita mengandalkan iman kita hanya pada penglihatan saja? Atau telah mampukah  kita  memiliki iman, sekalipun belum melihat, karena telah mendengar akan Firman Allah, dan percaya. Sebab Kitab Roma mencatat bahwa iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus.   “ sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”, 2 Korintus 5:7. Mampukah kita terus berjalan dengan iman, dan bukan berjalan dengan penglihatan. Milikilah iman.

Bartimeus beriman, setelah mendengar Firman  Allah, walaupun ia tidak melihat bukti-bukti nyata dari kuasa/mujizat yang telah dilakukan oleh Yesus. Bartimeus hanya mendengar, mungkin dari cerita orang lain, atau ia mendengarkan dengan seksama tatkala beberapa orang sedang membicarakan  kuasa  yang dimiliki Yesus itu. Bartimeus sungguh percaya pada apa yang telah didengarnya itu, sebab itu ia tidak mau tinggal diam saja,  ia berseru dengan iman pada Yesus dan memanggil nama Yesus. Ia percaya akan dapat  menerima kesembuhan juga dari  Yesus.
Tatkala menghadapi persoalan, janganlah kita diam saja, dan janganlah kita menunggu. Kita harus bertindak, datanglah  pada Yesus, dengan berseru dengan iman  melalui  doa.   Allah Maha Tahu, Yesus  tahu kalau dalam perjalanannnya itu ada orang buta bernama Bartimeus yang duduk di pinggir jalan itu. Yesus tertarik dengan seruan Bartimeus. Respon  dari  Bartimeus itu , yang berseru memanggil  namaNya, adalah sangat menarik perhatian Yesus.  Allah mau kita bertindak. Melalui perbuatan atau sikap yang kita nyatakan,  Allah akan melihat apakah ada iman pada kita.  Allah mengetahui segala hal tentang kehidupan kita, baik kesulitan, penderitaan, dan kebutuhan kita. Allah tidak tertarik dengan masalah kita, tetapi Allah sangat tertarik pada iman kita. Tindakan iman kita, dapat menarik perhatian Allah kepada kita.  “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak diserti perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati”, Yakobus 2:17.

2.Tidak terpengaruh oleh keadaan

Meskipun saat  itu orang banyak menyuruhnya supaya diam, mungkin ada yang  menghardiknya, memarahinya, yang berusaha untuk membungkam dia, namun Bartimeus tidak mau dipengaruhi, ia tidak peduli dengan omongan orang lain, ia tetap fokus pada Yesus saja.  Pada ayat 48, banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin  keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanlah aku!” Bartimeus tidak mau terpengaruh oleh keadaan, yaitu sikap mereka  yang mau menahan  Bartimeus supaya diam. Semakin dilarang, bahkan ia semakin keras  berseru  untuk  memanggil Yesus. Ia tetap mengarahkan hatinya dan fokusnya pada Yesus.  Bisa kita bayangkan, keadaan itu sedang ramai, ada banyak suara, dan  Bartimeus  ingin sekali teriakannya  itu sampai  terdengar oleh Yesus.  Bartimeuspun  berusaha  agar seruannya itu mampu melebihi  suara mereka, supaya Yesus dapat mendengarnya.

Banyak kali kita terhenti, terdiam, bingung bahkan sampai putus asa bila kita hanya fokus pada persoalan atau keadaan yang sedang kita hadapi. Ketika kita hanya memikirkan pada  besarnya dan  beratnya persoalan hidup ini, maka sepertinya tiada jalan keluar lagi yang dapat kita temui. Keadaan itu dapat mempengaruhi membuat kita menjadi  lemah tak berdaya, lelah, capek, marah, patah semangat dan kecewa. Hal-hal ini akan menghalangi kita untuk memfokuskan diri pada pertolongan dari Allah.  Seberat apapun persoalan yang  sedang kita hadapi janganlah terpengaruh oleh keadaan, sekalipun itu buruk keadaannya, tetapi pandanglah kepada Yesus diatas segala persoalan. Ingatlah kepada Yesus, bersama Yesus pasti ada jawaban.
Daud katakan, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku”. Doa mampu menutup mata jasmani kita sehingga kita tak mudah terpengaruh oleh keadaan dan kenyataan pahit yang sedang terjadi dalam hidup kita.  “Tetaplah berdoa”, 1 Tesalonika 5:17. “Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan”, Mazmur 145:18. Berdoalah dengan tidak jemu-jemu.

3. Tidak malu

Karena iman yang dimiliki oleh Bartimeus, maka ia tidak malu atau gengsi di antara orang banyak yang berbondong-bondong itu, walaupun ia hanya seorang buta, yang cuma mampu duduk di pinggir jalan. Ia percaya bahwa Yesus mengasihi semua orang.  Justru karena iman yang ia miliki itu, ia tidak malu dengan keadaannya, bahkan  ia memiliki kekuatan untuk terus berusaha mencari perhatian dari Yesus.  Semua orang yang menantikan Tuhan tidak akan mendapat malu, dan siapa yang percaya kepadaNya tidak akan dipermalukan.  “ kepadaMu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu”, Mazmur 22: 6b. Seruan Bartimeus itu, sangat berharap pada belas kasihan Yesus, dan ia mampu membuat Yesus memperhatikannya, dan menerima kesembuhan.

Janganlah malu dengan keberadaan, dan status kita.  Yesus tidak pernah pilih kasih untuk menyatakan kuasaNya. Yesus mengasihi semua orang, bahkan ia selalu mencari  orang-orang  yang miskin,  yang menderita, orang sakit,  dan orang berdosa, untuk memulihkan hidup mereka. Setiap orang berharga di mata Tuhan dan dikasihiNya. Tidak  ada yang  tersembunyi  bagi  Tuhan, setiap hati yang  mau terbuka  kepada  Yesus, pasti  dipulihkanNya.  Jangan terintimidasi oleh keadaan atau keberadaan kita, yang melemahkan  iman.  Rendahkan saja diri dihadapan Yesus, akui saja semua keberadaan kita pada Yesus, terbukalah dan percayalah  bahwa Yesus tidak pernah mempermalukan.  Mata Tuhan tertuju  kepada  setiap orang yang berharap akan kasih setiaNya.

“Tuhan itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang  yang sombong dari  jauh”, Mazmur 138:6. “Rendahkanlah dirimu dihadapan Tuhan, dan  Ia akan meninggikan kamu”, Yakobus 4:10. Kalau  orang banyak itu tidak menghargai Bartimeus, malah disuruh supaya ia diam, artinya orang banyak itu merasa Bartimeus tidak layak menerima mujizat dari  Yesus. Namun, Yesus  malah memberikan perhatianNya kepada  Bartimeus, sampai  Yesus menghentikan langlahNya, dan memanggilnya.

4. Tidak menyerah

Bartimeus pantang menyerah, ia tidak mau menyerah, karena iman, ia tidak mau berhenti  untuk terus berseru  memohon sampai  Yesus menjawab dia.  Seruannya itu mampu menghentikan langkah Yesus.  Sikap pantang menyerah Bartimeus itupun membuat Yesus berhenti.  Pada  ayat 49, Lalu Yesus berhenti  dan memanggilnya, supaya ia datang dihadapanNya. Akhirnya  kesempatan yang ditunggu oleh Bartimeus itu datang. Ia menanggalkan jubahnya, artinya ia segera  mengambil  kesempatan itu, langsung mengampiri Yesus. Bartimeus  mau memiliki hidup yang baru.

“Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang  kau kehendaki  supaya  Aku perbuat bagimu?”, Markus 10:51.  Luar biasa, adalah hal yang sangat luar biasa, bila Yesus mengatakan itu juga bagi saudara saat ini, apakah yang saudara akan  katakan kepadaNya ?  Haleluya!  Bila saudara  merasakan, Tuhan sedang mengatakan ini kepadamu “Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Katakanlah , katakan  saja, apa yang saudara kehendaki dari Tuhan, ucapkanlah padaNya, bila saudara dapat merasakan kehadiranNya saat  ini dalam hidupmu. Haleluya!

Dihadapan Yesus, dan kepada Yesus, Bartimeus meminta supaya ia dapat melihat. Yesus telah melihat perbuatan iman Bartimeus yang pantang menyerah, karena itu Yesus mengatakan kepadanya “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan Engkau!”. Pada saat itu juga melihatlah ia. Bartimeus memperoleh apa yang dibutuhkannya dari Yesus.

Iman, membuat  kita  pantang menyerah, iman memampukan kita  berseru tiada henti dalam doa kepada Tuhan. Orang  yang pantang menyerah tetap kuat pada pendiriannya, dan  tidak putus-putusnya,  akan terus  menerus berseru  untuk mengetuk pintu hati Tuhan. Orang  yang pantang menyerah, tidak  kenal  putus  asa, sekalipun  harus mengetuk  pintu Surga selama bertahun-tahun.

Sikap yang pantang menyerah merupakan sebuah kendaraan yang akan membawa kita kepada perbuatan iman untuk menerima pertolongan dari Tuhan. Jangan menyerah, sebab  orang  yang pantang menyerah dapat menarik perhatian Allah.  Apapun yang  sedang saudara alami saat ini, jangan menyerah,  tetap berharap pada  pertolongan Tuhan, Tuhan  tidak akan meninggalkan orang  yang mencariNYa.  “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan, dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak”, Mazmur 37:5.
Yesus adalah orang yang pantang menyerah, Dialah teladan kita. Pandanglah pada salib Yesus, Dia tetap memikul salib itu sampai mati di kayu salib untuk menggantikan kita yang  berdosa ini. Yesus tidak menyerah, sekalipun ia  harus menderita, disiksa,  ditikam sampai mati disalibkan, Yesus tidak menjadi lemah dan putus asa.  Yesus tetap memuliakan Allah dan  tidak goyah dalam penderitaanNya, Yesus tetap mengampuni dan  tidak  malu diolok-olok, dituduh sebagai orang.  Yesus melakukannya bukan saja untuk menarik perhatian Allah, karena  melaksanakan  Firman Allah. yaitu Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan (Matius 26:2), tetapi untuk menarik perhatian dunia ini  pada kasihNya  yang  begitu besar. Rela berkorban untuk menebus dosa dan menyelamatkan manusia. Penyaliban telah berubah menjadi kebangkitan.

Kiranya Paskah yang kita rayakan,  membawa semangat kepada kita ” pantang menyerah”, jangan menyerah sampai Tuhan memberi pertolonganNya.  “Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa”, Ibrani 12:3.

“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang  menuruti apa yang ada tertulis didalamnya, sebab waktunya sudah dekat”. Wahyu 1:3

Sumber 


Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...