Sabtu, 29 September 2012

Memakai Pedang Perak dan Emas dalam Hubungan


Keberhasilan seorang pria dalam membangun sebuah keluarga sangat tergantung pada keahliannya dalam menggunakan pedang emas. Mengapa pria lebih ditekankan? Karena pria adalah kepala keluarga sehingga kemana keluarga itu akan melangkah, ditentukan oleh pria. Meski begitu, hal ini juga patut diketahui oleh wanita. Lantas, apakah pedang emas itu? Apakah pula pedang perak?

Pedang Perak
Seorang pria selalu mempunyai kedua pedang ini. Pedang perak adalah sebuah pedang yang diperoleh saat seorang pria dewasa untuk melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Bekerja keras, mencucurkan keringat, perjuangan yang dilakukan dengan pedang perak karena pedang perak adalah simbol keberhasilan dan kesuksesan seorang pria.

Pedang Emas
Namun, pria tidak hanya punya pedang perak. Pria juga mempunyai pedang emas. Pedang emas ini begitu penting dalam keberhasilan membangun hubungan, terlebih lagi keberhasilan menciptakan pernikahan yang kuat dan sehat. Pedang emas ini berbicara tentang kelembutan seorang pria, kemauannya untuk meminta maaf, kesediaannya untuk berubah, kepekaan, dapat diandalkan, perhatian, hangat, kasih tanpa syarat, kejujuran, lebih berfokus kepada hubungannya yang dekat dengan Tuhan.

Pria dapat dengan mudah mengasah pedang peraknya, namun jarang sekali mengasah pedang emas yang mereka miliki. Bagi wanita, membangun hubungan adalah hal alamiah yang begitu mudah terjadi dalam hidupnya. Namun, tidak bagi pria. Pria seringkali kesulitan mengekspresikan kasih. Yang penting mereka bisa menyediakan segala yang dibutuhkan keluarganya.

Panggilan Allah
Allah memanggil manusia untuk beranak cucu dan memenuhi bumi, Allah yang sama juga memanggil kita untuk menjadi serupa dengan-Nya karena kita memang adalah ciptaan yang dibuat serupa dan segambar dengan-Nya. Serupa bukan hanya dalam bentuk fisik, tapi yang terpenting serupa dengan sifat Allah sendiri.

Sekalipun Yesus cakap menggunakan pedang perak-Nya seperti kemampuan-Nya menenangkan angin ribut, menyuruh Lazarus keluar dari kubur meski dia telah meninggal, menyembuhkan banyak orang dan memberi makan 5000 orang laki-laki, tetapi Dia tak pernah lupa untuk mengasah pedang emas-Nya. Terbukti, Dia begitu sabar mendengarkan keluhan perempuan Samaria, Dia meminta Zakheus turun, dan Dia menangis saat Lazarus meninggal. Bahkan ketika Yesus letih, Dia tetap berkhotbah saat begitu banyak orang mendapati-Nya. Ada sebuah kelembutan hati yang kita tangkap.

Mari kita semakin serupa dengan Tuhan, Pencipta dan Juru Selamat kita. Mari asah pedang emas yang kita punya sehingga di dalam diri kita terpancar Yesus dan banyak orang yang terberkati karenanya, termasuk pasangan kita.

Sumber : buku love never fails

Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...