Jumat, 07 September 2012

Apakah Lebih Mudah Mengerti Hati TUHAN Dibanding Hati Wanita?


"Apakah TUHAN sama seperti seorang wanita yang sukar dimengerti? Ataukah jauh lebih sukar mengerti isi hati wanita?", Mungkin itu jadi pertanyaan bagi kebanyakan pria maupun para suami. Kenapa demikian?

Kebanyakan pria bertindak dan mengerti dengan logika atau nalarnya sedangkan kebanyakan wanita bertindak dan mengerti dengan perasaannya atau otak kanannya. "Bahasa perasaan atau bahasa hati" yang lebih dianugerahkan kepada wanita sedangkan "bahasa logika" yang sering diutamakan oleh kaum pria.

Hal tersebut memberikan kecenderungan yang berbeda dalam hal komunikasi. Pria akan merasa dicintai jika dipercaya sedangkan wanita merasa dicintai apabila diperhatikan. Selain itu kebanyakan pria, bukanlah pendengar yang baik, dan kebanyakan wanita memberi nasehat tanpa diminta. Kebanyakan suami tidak akan menyimak pembicaraan isterinya yang berada di sampingnya ketika sedang menonton siaran sepak bola atau acara menarik yang membuat alur sistematikanya terfokus kesana. Kebanyakan pria tidak mengerti apa yang dimaksudkan pasangannya tanpa menjelaskannya secara verbal/lisan dan kebanyakan wanita tidak akan mengerti kalau pasangannya menjelaskan sesuatu hanya dengan logika tanpa perhatian dan kasih sayang.

Tidak heran dalam bergaul dengan TUHAN sering kali kebanyakan para pria sukar untuk mengalami perkara supranatural atau sesuatu yang tidak logis dan sistematis. Dan tidak heran kebanyakan pria sukar untuk menangis saat ia bersyukur maupun saat ia mengalami masalah.

Berbeda dengan Raja Daud yang begitu akrab dalam pergaulannya dengan TUHAN. Raja Daud sangat ekspresif dalam menyatakan isi hatinya kepada Allah. Raja Daud sangat emosional dan melankolis dalam mengutarakan kerinduannya, ketakutannya, kemarahannya serta kekagumannya kepada TUHAN.

Daud sering kali mendengar dan mendengarkan suara TUHAN dalam banyak aspek kehidupannya. Daud mengerti isi hati Allahnya.
Untuk dapat membuat pria menjadi pendengar yang baik, dibutuhkan latihan, eye contact dan bicara dalam jarak yang tidak jauh sehingga membuat fokus logika dan emosionalnya dapat memahami pembicaraan wanita yang cenderung melibatkan perasaan.

Sebaliknya bagi para wanita yang mau mengerti pikiran dan hati sang suami maka diperlukan sikap kepercayaan penuh, sikap penundukkan diri dan kesabaran dalam menjelaskan maksud dan kemauannya. Karena bagaimana pun selain suami adalah kepala, suami tetaplah manusia yang masih egois.

Walau TUHAN jauh lebih pandai dan kuat dari pria manapun namun TUHAN juga jauh lebih lembut hatinya dari hati seorang wanita. Sebagai ciptaan-Nya mari kita kesampingkan status gender kita dalam mengasihi TUHAN dan taat kepada-Nya. Dengan demikian memudahkan kita mendengar suara TUHAN dalam mengatasi masalah rumah tangga.  Ingin mendengar suara TUHAN? Belajarlah mendengar suara hati pasanganmu.

Sumber : jawaban.com l jp.simamora

Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...