Rabu, 15 Agustus 2012

Kata Alkitab Mengenai Perceraian Dan Pernikahan Kembali



Apa yang kita ketahui secara pasti adalah Tuhan membenci perceraian (Maleakhi 2:16). Adalah rencana Allah bahwa pasangan yang sudah menikah harus mempertahankan pernikahan mereka selama pasangan hidup mereka masih hidup (Kejadian 2:24; Matius 19:6). Satu-satunya alasan khusus untuk penikahan kembali setelah perceraian adalah perzinahan (Matius 19:9) – dan inipun diperdebatkan di antara orang-orang Kristen. Kemungkinan lain adalah pasangan yang belum percaya meninggalkan pasangan yang sudah percaya (1 Korintus 7:12-15).

Namun demikian bagian Alkitab ini tidak secara khusus menyinggung tentang pernikahan kembali, namun hanya berbicara mengenai tinggal tetap dalam ikatan pernikahan. Bagi saya nampaknya penyiksaan secara fisik, seksual atau emosi juga merupakan alasan yang kuat untuk perceraian dan mungkin pula untuk pernikahan kembali. Namun demikian, Alkitab tidak secara khusus mengajarkan hal ini.

Dalam hal ini kita tahu pasti tentang dua hal :
(1) Sekali lagi Allah membenci perceraian (Maleakhi 2:16).
(2) Allah adalah Pemurah dan Pengampun.

Setiap perceraian adalah hasil dari dosa, baik dari salah satu pasangan maupun kedua-duanya. Apakah Allah mengampuni perceraian? Sudah pasti! Perceraian tidak lebih sulit diampuni dibanding dengan dosa-dosa lainnya. Pengampunan untuk semua dosa tersedia melalui iman di dalam Yesus Kristus (Matius 26:28; Efesus 1:7). Jikalau Tuhan mengampuni dosa perceraian, apakah ini berarti Anda bebas untuk menikah kembali? Bukan berarti begitu. Kadang-kadang Tuhan memanggil orang untuk melajang (1 Korintus 7:7-8). Melajang tidak boleh dipandang sebagai kutukan atau hukuman, namun sebagai kesempatan untuk melayani Tuhan dengan lebih sepenuh hati (1 Korintus 7:32-36). Firman Tuhan memberitahu kita bahwa lebih baik menikah daripada hangus oleh hawa nafsu (1 Korintus 7:9). Mungkin kadang-kadang ini dapat diterapkan pada pernikahan kembali setelah bercerai.

Jadi, dapatkah atau patutkah Anda menikah kembali? Pada akhirnya hal itu adalah antara Anda dengan calon pasangan Anda, dan yang paling penting adalah dengan Tuhan. Anda perlu berdoa untuk hikmat untuk memahami apa yang menjadi kehendak Allah bagi Anda (Yakobus 1:5). Berdoalah dengan pikiran yang terbuka dan dengan sungguh-sungguh minta Tuhan menaruh kehendakNya dalam hati Anda (Mazmur 37:4) dan ikuti pimpinanNya.
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...