Minggu, 08 Juli 2012

Kesaksian - Nafa Urbach : The Confession of An Artist


Sebelum saya memilih untuk bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi saya, banyak hal yang terjadi yang membangkitkan kesadaran saya akan kekecewaan yang pernah saya timbulkan di hati-Nya. Penyakit yang saya alami adalah salah satu cara yang Bapa gunakan untuk menyelamatkan saya dan mengembalikan saya ke dalam rangkulan kasih-Nya. Pertobatan yang saya alami sangat luar biasa, melalui penyakit yang saya alami saya berkenalan dengan seseorang yang sangat mempedulikan saya. Ia bukan hanya peduli tentang kehidupan saya di dunia, Ia terlebih peduli pada keselamatan saya di kehidupan berikutnya, kekekalan. Dia adalah seorang yang sangat baik. Dialah Yesus, Tuhan yang mampu menyembuhkan saya bahkan memberikan keselamatan kekal bagi saya. Dialah Juruselamat saya.
Layaknya ombak di laut, demikian pula pertobatan saya, mengalami pasang surut yang mengikuti apa yang dunia pernah tawarkan kepada saya. Pertobatan saya pada saat itu belum sepenuhnya, masih sangat dangkal. Kenikmatan yang ditawarkan dunia kembali menghiasi hari-hari kelam saya dan kembali membawa kekecewaan pada hati Bapa. Dunia gemerlap yang sarat dengan minuman keras, rokok, kembali menghiasi dan mewarnai keseharian yang seharusnya dipenuhi dengan pujian kepada Kristus Sang Penyembuh yang pernah menjamah saya. Duka kembali saya corengkan ke wajah-Nya.

Tepatnya pada tahun 2005 Tuhan tak bosan-bosannya memulihkan saya. Ia sekali lagi mengangkat saya dari lembah kelam dan menuntun saya pada jalan yang benar. Pada saat itu saya putuskan untuk mengikuti Tuhan dengan sungguh-sungguh dan tak ingin lagi terjebak dalam rayuan kenikmatan dunia. Allah tak pernah meninggalkan saya sendiri menata ulang kehidupan saya. Melalui Zack Lee dan keluarga saya melihat dan merasakan tangan kasih Yesus yang senantiasa merawat saya dan menjaga saya agar tak kembali tergelincir ke dalam lubang yang sama.

Dukungan yang mereka berikan dalam berbagai aspek, menjadi teman yang memampukan saya untuk menepati janji saya dalam mengikuti Allah sepenuhnya. Doa adalah faktor pendorong yang paling kuat. Melalui pengalaman pertobatannya, Zack Lee membimbing dan mengajarkan saya untuk lebih mengenal Tuhan Yesus. Apa yang dilakukannya telah menjadi jembatan bagi pengenalan saya yang lebih dalam akan kasih dan kuasa Yesus yang begitu dahsyat.

Komitmen saya diperkuat, kini kekristenan adalah gaya hidup saya, dan bukan hanya hiasan KTP semata. Ketika saya mengambil komitmen ini saya menyadari ada banyak hal yang siap menghadang saya di depan sana. Iman saya kepada Kristus harus tetap bertumbuh, dan harus membawa perubahan yang memberi dampak bagi saya secara pribadi maupun orang-orang yang ada di sekitar saya. Perspektif saya terhadap banyak hal harus berubah, tak ada lagi kebiasaan bergosip yang boleh menghiasi kata-kata saya. Belajar menjadi seperti Yesus, dan terus semakin disempurnakan agar menjadi seperti Dia adalah tujuan hidup saya.

Ketika saya mengambil keputusan untuk menyenangkan hati Bapa, ada hati lain yang tak menyukainya. Dunia keartisan dan pergaulan saya dulu tak menerima jalan yang saya tempuh kini. Tak pernah ada ungkapan bahwa mengikuti Kristus itu mudah. Teman-teman, sahabat mulai menjauh dan meninggalkan saya. Penolakan masyarakat, cemoohan, hingga dianggap rendah pun hadir mewarnai kehidupan baru saya. Tekanan demi tekanan saya terima, kesemuanya itu saya jadikan sebagai pendorong yang memampukan saya untuk terbang lebih tinggi bersama Kistus, dan berkat pun terus mengalir dari-Nya dalam kehidupan saya. Bukan sesuatu yang mudah untuk mundur dari dunia keartisan, tetapi inilah cara saya untuk membuktikan keseriusan dalam melayani Kristus. Kini saya melayani sebagai pemimpin pujian dan memberikan kesaksian di berbagai gereja.

Dari kesemuanya ini saya belajar bahwa ketika dunia menyangkal, Yesus menerima saya apa adanya tanpa memperhitungkan kekecewaan yang pernah saya corengkan di wajah-Nya. Semuanya membuktikan bahwa Ia ingin senantiasa memurnikan saya, dan proses inilah yang sedang saya jalani.

Memang tak pernah ada kata terlambat untuk mengikuti Kristus, tetapi jangan sampai kita tidak memiliki kesempatan untuk mengenal Dia, karena hari Tuhan semakin dekat. Tuhan Yesus lebih mementingkan pertumbuhan iman kita, dan bukan hanya sekedar percaya. Naiki terus anak tangga kedewasaan rohani, kejar terus apa yang harus kita kejar. Bagian kita adalah mengasihi Dia dengan melakukan seluruh kehendak-Nya, dan kita akan melihat berkat melimpah dari-Nya mengalir dalam kehidupan kita, inilah bagian-Nya.
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...