Kamis, 31 Mei 2012

Memilih Pasangan Hidup Yang Dari Tuhan


Banyak sekali anak-anak muda yang terjerumus dalam pergaulan pria dan wanita. Kasus-kasus yang sering terjadi di kalangan anak muda adalah :
  • Salah pilih pasangan yang mengakibatkan putus cinta yang membuat sakit hati, kepahitan, trauma, dll
  • Salah pilih pasangan yang akhirnya ketika menikah, bagaikan neraka di dunia
  • Sembarangan bergaul / ‘berpacaran’ dengan cara yang salah sehingga jatuh dalam dosa percabulan bahkan perzinahan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara anak-anak muda pria dan wanita:
  1. Kasih Kristus merupakan dasar persahabatan (1 Timotius 5:12, 2 Timotius 2:22)

    Sejak muda belajar bersahabat dengan penuh kemurnian karena pernikahan adalah persahabatan seumur hidup. Ingatlah bahwa segala hubungan harus dimulai dari kasih Kristus di dalam hidup kita. Kita dapat membangun suatu hubungan dengan baik apabila kita telah mengalami kasih Bapa dan dipulihkan. Seseorang belum pantas mencari atau mendapatkan seorang pasangan apabila orang itu belum memenuhi syarat-syarat tertentu baik pria maupun wanita. Kedua orang ini harus dipulihkan terlebih dahulu. Apabila buah seseorang belum matang, maka buah itu akan terasa pahit. Demikian juga dengan kita, apabila dalam membangun suatu hubungan kita belum matang, maka akan muncul berbagai macam masalah karena kita belum siap dinikmati (belum matang)
  1. Pasangan hidup sesuai dengan standart Allah (2 Korintus 6:14-15)
    Harus seiman, sevisi. Allah memiliki suatu standar khusus dalam memilih pasangan hidup
    Pasangan hidup haruslah seiman, seimbang, sepadan dan sevisi.
o    Seiman. Alkitab melarang dengan keras kita memilih pasangan di luar Kristus karena terang tidak bisa bersatu dengan gelap. Tidak ada istilah spekulasi dalam hal ini. Kita tidak dapat seolah-olah bersifat seperti seorang ‘pahlawan’ yang akan menobatkan pasangan kita
o    Seimbang bukan berarti bahwa segalanya harus sama, tetapi seimbang berarti kita dapat mengikuti jalan pikiran dan tindakan pasangan kita. Contoh yang tidak seimbang. Yang laki sangat pintar, lulusan S3, sedangkan yang perempuan lulusan SD, maka kedua orang ini akan sulit berkomunikasi. Sebenarnya kekayaan, kedudukan, kepandaian, suku dan lain-lain tidak menghalangi kita, dan bukan merupakan syarat utama, tetapi akan menjadi masalah apabila tidak dibicarakan dan diatasi sejak awal. Yang penting di sini adalah seimbang dalam jalan pikiran dan tingkat kerohanian (sama-sama bisa melayani dan menggenapi rencana Tuhan dalam hidup mereka)
o    Sevisi berarti kita memiliki visi yang sama dengan pasangan kita. Visi yang sama tidak berarti melayani atau memiliki panggilan dalam bidang yang sama, tetapi bersifat saling mendukung untuk mendukung suatu visi yang dapat dicapai dengan kerjasama di antara mereka. Contoh: yang laki seorang penginjil, yang perempuan seorang pendoa yang bersama-sama bekerja untuk memenangkan jiwa-jiwa. 

Syarat seorang pria boleh mendapatkan pasangan (pria sejati) :

1.        Sudah dewasa secara rohani
Seorang pria harus menjadi imam dalam sebuah keluarga, karena suami melambangkan Kristus. Seorang pria harus dewasa secara rohani dan sudah dipulihkan sehingga nantinya mampu membimbing wanita dan mengambil keputusan dalam keluarga, bukan malah dikendalikan oleh istri
2.        Memiliki visi / tujuan hidup
Sehingga dia memiliki arah yang jelas dalam hidupnya untuk menggenapi rencana Tuhan dalam hidupnya bersama seorang wanita sebagai penolong untuk bersama-sama memenuhi visi yang Tuhan berikan kepada mereka
3.        Bertanggung jawab
4.        Sudah bekerja

Syarat seorang wanita boleh mendapatkan pasangan (wanita bijak) :

1.        Memiliki visi
Wanita adalah seorang penolong, tetapi wanita juga harus memiliki visinya sendiri, tidak bergantung pada laki-laki. Seorang wanita harus memiliki visi yang jelas yang diterima dari Tuhan, dimana visi itu sepadan dengan visi pasangannya untuk menggenapi rencana Tuhan dalam hidup mereka

2.        Cantik luar dalam
Seorang wanita harus memiliki kecantikan luar dalam. Dia juga harus pandai merawat tubuhnya. Terlebih penting kecantikan dalam (inner beauty) yang merupakan faktor utama. Seorang wanita harus dipulihkan dari berbagai macam kepahitan dan kekecewaan. Dia tidak boleh mencari pasangan karena kesepian, kurang kasih sayang, dll, sehingga cinta hanya merupakan pelampiasan kebutuhan emosionalnya. Seorang wanita harus benar-benar dipulihkan terlebih dahulu sehingga ia dapat mendukung pasangannya dengan luar biasa. Tidak menjatuhkan tetapi malah membuat pasangannya berhasil

3.        Dapat ditundukkan laki – laki (Efesus 5:22-24)
Wanita diciptakan sebagai seorang penolong laki-laki tetapi wanita bukanlah seorang pembantu. Walaupun demikian, wanita harus belajar penundukan diri terhadap pasangannya. Dia tidak boleh memiliki roh controlling yang selalu mengendalikan laki-laki, karena laki-laki adalah seorang kepala
  1. Pertunangan Bukan Pacaran Duniawi
·         Sejak awal ada kepastian menikah, bukan coba – coba
Hubungan pria-wanita harus langsung dipikirkan sampai ke jenjang pernikahan. Bukan untuk mencari kesenangan belaka. Bukan untuk mengisi hati yang kesepian atau kosong. Seringkali anak muda terjebak dalam memilih pasangan dengan sistem ‘trial and error’ atau coba-coba. Kalau cocok ya jadi dan menikah, kalau tidak putus saja. Sistem ini memiliki dampak yang buruk. Kedua pihak atau salah satu pihak akan merasa sakit, dan bagi perempuan, ada kemungkinan dia akan dinilai ‘buruk’ oleh lingkungannya karena gonta-ganti ‘pacar’
·         Dasar hubungan adalah kasih Allah, bukan nafsu asmara
Seringkali anak muda memiliki hubungan pria-wanita yang berdasarkan pada nafsu asmara. Kasih yang dimiliki bukanlah kasih agape tetapi kasih eros yang penuh dengan nafsu. Dalam hal ini, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pada masa ‘berpacaran’ atau persahabatan antara pria dan wanita :
-        Bergandengan tangan
-        Berpelukan
-        Mencium (apapun)
-        Kontak fisik dalam bentuk apapun
Mengapa hal ini dilarang? Karena walaupun kelihatannya sepele, hal-hal di atas (adanya kontak fisik) akan mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang lebih jauh sehingga memicu terjadinya percabulan bahkan perzinahan. Hati-hati dengan tipu daya iblis!!!
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pergaulan pria dan wanita:
1.         Janganlah berusaha mencari-cari pasangan. Adam diberi pasangan oleh Allah ketika ia masih tidur. Allah yang memiliki rencana dalam pernikahan. Hubungan pria – wanita adalah inisiatif dari Allah sendiri. Allah yang lebih bingung memberikan pasangan kepada kita daripada diri kita sendiri. Allah yang menggandeng tangan kita untuk mendapatkan pasangan, bukan kita yang menggandeng/menyeret tangan Tuhan untuk mendapatkan pasangan yang kita inginkan. Jadi percayalah kepada Tuhan, Tuhan pasti berikan yang terbaik (Kejadian 2:21)
2.        Walaupun kita berdiam, tetapi kita juga tidak boleh menjadi orang yang kuper (kurang pergaulan). Kita tetap memiliki banyak teman pria dan wanita. Jangan menutup hati kita. Pria dan wanita juga harus menjaga penampilan, merawat tubuh yang Tuhan berikan kepada kita karena tubuh kita adalah bait suci. (1 Korintus 3:16)
3.        Apabila kita yang telah memenuhi syarat pria sejati dan wanita bijak, maka ketika kita mulai menyukai seseorang, mulailah berdoa kepada Tuhan apakah dia adalah pasangan dari Tuhan. Kita perlu berkonsultasi dengan pemimpin kelompok sel atau gembala untuk membantu mendoakannya. Sebelum mendapat jawaban yang jelas, jangan mengambil langkah terlebih dahulu. Tetaplah berteman atau bersahabat seperti biasa tanpa bersikap ekstrim dan bersifat eksklusif. Peneguhan akan kita dapatkan dari teman-teman rohani dan gembala kita yang rohaninya dapat dipertanggungjawabkan. Gembala dapat membantu hubungan ini dengan sifat yang netral
4.        Selama masa mendoakan, kita dapat menyelami pribadi masing-masing. Tunjukkan semua kelebihan dan kelemahan kita. Bukan hanya kelebihan kita saja. Pada saat ini kita harus mulai berpikir jauh ke depan, apakah kita bisa hidup bersama dengan orang ini dengan segala kelemahan dan kelebihannya? Mulai kita telusuri visi dan tujuan hidupnya, panggilannya, apakah bisa sejalan dengan visi kita? Yang jelas, visi kita dengan orang itu harus bisa saling mendukung. Karena pasangan yang dari Tuhan pasti Tuhan berikan untuk menggenapi rencana Tuhan, jadi tidak mungkin saling berlawanan tujuan. Pasangan yang dari Tuhan pasti akan membuat kita semakin dekat dengan Tuhan, bukan malah membuat kita mundur
5.        Dalam masa mendoakan, lakukanlah pengujian jarak dan waktu. Agar hati kita bisa netral di dalam doa, kita tidak boleh selalu berdua, telpon, sms atau bertemu dengan dia.  Percayalah, kalau dia pasangan dari Tuhan, semuanya akan diatur oleh-Nya. Jangan takut kehilangan. Belajar berserah kepada Tuhan. Ingat, Tuhan yang memiliki inisiatif pernikahan
6.        Pasangan yang dari Tuhan selalu dikonfirmasi oleh kedua belah pihak. Apabila bertepuk sebelah tangan, jangan nekat memaksa, itu bukan dari Tuhan!!!! Setelah itu, mulailah mengenal keluarga masing-masing untuk mendapat persetujuan. Lakukan doa dari kedua belah pihak dan mulailah berkomitmen untuk menjalin suatu hubungan (kita tidak menggunakan istilah pacaran/jadian di sini) dengan suatu hubungan yang kudus dari Tuhan, tanpa hawa nafsu yang menyesatkan
7.        Layani Tuhan bersama sesuai dengan visi yang Tuhan berikan. Pada waktunya Tuhan, lakukan pertunangan dan pernikahan

Share this article :

2 comments:

  1. Wow... tulisan yang benar-benar menginspirasi saya. Thank you, God bless you

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...