Banyak sekali anak-anak muda yang
terjerumus dalam pergaulan pria dan wanita. Kasus-kasus yang sering terjadi
di kalangan anak muda adalah :
- Salah pilih pasangan yang mengakibatkan putus cinta yang membuat sakit hati, kepahitan, trauma, dll
- Salah pilih pasangan yang akhirnya ketika menikah, bagaikan neraka di dunia
- Sembarangan bergaul / ‘berpacaran’ dengan cara yang salah sehingga jatuh dalam dosa percabulan bahkan perzinahan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hubungan
antara anak-anak muda pria dan wanita:
- Kasih
Kristus merupakan dasar persahabatan (1 Timotius 5:12, 2 Timotius 2:22)
Sejak muda belajar bersahabat dengan penuh kemurnian karena pernikahan adalah persahabatan seumur hidup. Ingatlah bahwa segala hubungan harus dimulai dari kasih Kristus di dalam hidup kita. Kita dapat membangun suatu hubungan dengan baik apabila kita telah mengalami kasih Bapa dan dipulihkan. Seseorang belum pantas mencari atau mendapatkan seorang pasangan apabila orang itu belum memenuhi syarat-syarat tertentu baik pria maupun wanita. Kedua orang ini harus dipulihkan terlebih dahulu. Apabila buah seseorang belum matang, maka buah itu akan terasa pahit. Demikian juga dengan kita, apabila dalam membangun suatu hubungan kita belum matang, maka akan muncul berbagai macam masalah karena kita belum siap dinikmati (belum matang)
- Pasangan
hidup sesuai dengan standart Allah (2 Korintus 6:14-15)
Harus seiman, sevisi. Allah memiliki suatu standar khusus dalam memilih pasangan hidup
Pasangan hidup haruslah seiman, seimbang, sepadan dan sevisi.
o Seiman. Alkitab melarang dengan keras kita memilih pasangan di luar
Kristus karena terang tidak bisa bersatu dengan gelap. Tidak ada istilah
spekulasi dalam hal ini. Kita tidak dapat seolah-olah bersifat seperti seorang
‘pahlawan’ yang akan menobatkan pasangan kita
o Seimbang bukan berarti bahwa segalanya harus sama, tetapi seimbang
berarti kita dapat mengikuti jalan pikiran dan tindakan pasangan kita. Contoh
yang tidak seimbang. Yang laki sangat pintar, lulusan S3, sedangkan yang
perempuan lulusan SD, maka kedua orang ini akan sulit berkomunikasi. Sebenarnya
kekayaan, kedudukan, kepandaian, suku dan lain-lain tidak menghalangi kita, dan
bukan merupakan syarat utama, tetapi akan menjadi masalah apabila tidak
dibicarakan dan diatasi sejak awal. Yang penting di sini adalah seimbang dalam
jalan pikiran dan tingkat kerohanian (sama-sama bisa melayani dan menggenapi
rencana Tuhan dalam hidup mereka)
o Sevisi berarti kita memiliki visi yang sama dengan pasangan kita.
Visi yang sama tidak berarti melayani atau memiliki panggilan dalam bidang yang
sama, tetapi bersifat saling mendukung untuk mendukung suatu visi yang dapat
dicapai dengan kerjasama di antara mereka. Contoh: yang laki seorang penginjil,
yang perempuan seorang pendoa yang bersama-sama bekerja untuk memenangkan
jiwa-jiwa.
Syarat
seorang pria boleh mendapatkan pasangan (pria sejati) :
1.
Sudah dewasa
secara rohani
Seorang pria
harus menjadi imam dalam sebuah keluarga, karena suami melambangkan Kristus.
Seorang pria harus dewasa secara rohani dan sudah dipulihkan sehingga nantinya
mampu membimbing wanita dan mengambil keputusan dalam keluarga, bukan malah
dikendalikan oleh istri
2.
Memiliki visi /
tujuan hidup
Sehingga dia
memiliki arah yang jelas dalam hidupnya untuk menggenapi rencana Tuhan dalam
hidupnya bersama seorang wanita sebagai penolong untuk bersama-sama memenuhi
visi yang Tuhan berikan kepada mereka
3.
Bertanggung
jawab
4.
Sudah bekerja
Syarat
seorang wanita boleh mendapatkan pasangan (wanita bijak) :
1.
Memiliki visi
Wanita adalah
seorang penolong, tetapi wanita juga harus memiliki visinya sendiri, tidak
bergantung pada laki-laki. Seorang wanita harus memiliki visi yang jelas yang
diterima dari Tuhan, dimana visi itu sepadan dengan visi pasangannya untuk
menggenapi rencana Tuhan dalam hidup mereka
2.
Cantik luar dalam
Seorang wanita
harus memiliki kecantikan luar dalam. Dia juga harus pandai merawat tubuhnya.
Terlebih penting kecantikan dalam (inner beauty) yang merupakan faktor utama.
Seorang wanita harus dipulihkan dari berbagai macam kepahitan dan kekecewaan.
Dia tidak boleh mencari pasangan karena kesepian, kurang kasih sayang, dll,
sehingga cinta hanya merupakan pelampiasan kebutuhan emosionalnya. Seorang
wanita harus benar-benar dipulihkan terlebih dahulu sehingga ia dapat mendukung
pasangannya dengan luar biasa. Tidak menjatuhkan tetapi malah membuat
pasangannya berhasil
3.
Dapat ditundukkan laki – laki (Efesus 5:22-24)
Wanita
diciptakan sebagai seorang penolong laki-laki tetapi wanita bukanlah seorang
pembantu. Walaupun demikian, wanita harus belajar penundukan diri terhadap
pasangannya. Dia tidak boleh memiliki roh controlling yang selalu mengendalikan
laki-laki, karena laki-laki adalah seorang kepala
- Pertunangan Bukan Pacaran Duniawi
·
Sejak awal
ada kepastian menikah, bukan coba – coba
Hubungan
pria-wanita harus langsung dipikirkan sampai ke jenjang pernikahan. Bukan untuk
mencari kesenangan belaka. Bukan untuk mengisi hati yang kesepian atau kosong.
Seringkali anak muda terjebak dalam memilih pasangan dengan sistem ‘trial and
error’ atau coba-coba. Kalau cocok ya jadi dan menikah, kalau tidak putus saja.
Sistem ini memiliki dampak yang buruk. Kedua pihak atau salah satu pihak akan
merasa sakit, dan bagi perempuan, ada kemungkinan dia akan dinilai ‘buruk’ oleh
lingkungannya karena gonta-ganti ‘pacar’
·
Dasar hubungan
adalah kasih Allah, bukan nafsu asmara
Seringkali anak
muda memiliki hubungan pria-wanita yang berdasarkan pada nafsu asmara. Kasih
yang dimiliki bukanlah kasih agape tetapi kasih eros yang penuh dengan nafsu. Dalam
hal ini, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pada masa ‘berpacaran’
atau persahabatan antara pria dan wanita :
-
Bergandengan tangan
-
Berpelukan
-
Mencium (apapun)
-
Kontak fisik dalam bentuk apapun
Mengapa hal ini dilarang? Karena
walaupun kelihatannya sepele, hal-hal di atas (adanya kontak fisik) akan
mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang lebih jauh sehingga memicu
terjadinya percabulan bahkan perzinahan. Hati-hati dengan tipu daya iblis!!!
Langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam pergaulan pria dan wanita:
1.
Janganlah berusaha mencari-cari pasangan. Adam
diberi pasangan oleh Allah ketika ia masih tidur. Allah yang memiliki rencana
dalam pernikahan. Hubungan pria – wanita adalah inisiatif dari Allah sendiri.
Allah yang lebih bingung memberikan pasangan kepada kita daripada diri kita
sendiri. Allah yang menggandeng tangan kita untuk mendapatkan pasangan, bukan
kita yang menggandeng/menyeret tangan Tuhan untuk mendapatkan pasangan yang
kita inginkan. Jadi percayalah kepada Tuhan, Tuhan pasti berikan yang terbaik
(Kejadian 2:21)
2.
Walaupun
kita berdiam, tetapi kita juga tidak boleh menjadi orang yang kuper (kurang
pergaulan). Kita tetap memiliki banyak teman pria dan wanita. Jangan menutup
hati kita. Pria dan wanita juga harus menjaga penampilan, merawat tubuh yang
Tuhan berikan kepada kita karena tubuh kita adalah bait suci. (1 Korintus 3:16)
3.
Apabila
kita yang telah memenuhi syarat pria sejati dan wanita bijak, maka ketika kita
mulai menyukai seseorang, mulailah berdoa kepada Tuhan apakah dia adalah
pasangan dari Tuhan. Kita perlu berkonsultasi dengan pemimpin kelompok sel atau
gembala untuk membantu mendoakannya. Sebelum mendapat jawaban yang jelas,
jangan mengambil langkah terlebih dahulu. Tetaplah berteman atau bersahabat
seperti biasa tanpa bersikap ekstrim dan bersifat eksklusif. Peneguhan akan
kita dapatkan dari teman-teman rohani dan gembala kita yang rohaninya dapat
dipertanggungjawabkan. Gembala dapat membantu hubungan ini dengan sifat yang
netral
4.
Selama
masa mendoakan, kita dapat menyelami pribadi masing-masing. Tunjukkan semua
kelebihan dan kelemahan kita. Bukan hanya kelebihan kita saja. Pada saat ini
kita harus mulai berpikir jauh ke depan, apakah kita bisa hidup bersama dengan
orang ini dengan segala kelemahan dan kelebihannya? Mulai kita telusuri visi
dan tujuan hidupnya, panggilannya, apakah bisa sejalan dengan visi kita? Yang
jelas, visi kita dengan orang itu harus bisa saling mendukung. Karena pasangan
yang dari Tuhan pasti Tuhan berikan untuk menggenapi rencana Tuhan, jadi tidak
mungkin saling berlawanan tujuan. Pasangan yang dari Tuhan pasti akan membuat
kita semakin dekat dengan Tuhan, bukan malah membuat kita mundur
5.
Dalam
masa mendoakan, lakukanlah pengujian jarak dan waktu. Agar hati kita bisa
netral di dalam doa, kita tidak boleh selalu berdua, telpon, sms atau bertemu
dengan dia. Percayalah, kalau dia pasangan dari Tuhan, semuanya akan
diatur oleh-Nya. Jangan takut kehilangan. Belajar berserah kepada Tuhan. Ingat,
Tuhan yang memiliki inisiatif pernikahan
6.
Pasangan
yang dari Tuhan selalu dikonfirmasi oleh kedua belah pihak. Apabila bertepuk
sebelah tangan, jangan nekat memaksa, itu bukan dari Tuhan!!!! Setelah itu,
mulailah mengenal keluarga masing-masing untuk mendapat persetujuan. Lakukan
doa dari kedua belah pihak dan mulailah berkomitmen untuk menjalin suatu
hubungan (kita tidak menggunakan istilah pacaran/jadian di sini) dengan suatu
hubungan yang kudus dari Tuhan, tanpa hawa nafsu yang menyesatkan
7.
Layani
Tuhan bersama sesuai dengan visi yang Tuhan berikan. Pada waktunya Tuhan,
lakukan pertunangan dan pernikahan
Wow... tulisan yang benar-benar menginspirasi saya. Thank you, God bless you
BalasHapusNice article.. thank you
BalasHapus