Rabu, 23 Mei 2012

Google Self Driving Car - Mobil Tanpa Supir Kini Menjadi Kenyataan


Bayangkan memiliki supir pribadi yang siap kapanpun dibutuhkan dan yang terpenting paham seluruh jalanan ketika anda memintanya mengantar ke tempat tujuan. Fasilitas itu sepertinya tidak lama lagi akan dapat kita nikmati. Bukan karena ada supir yang handal dan sudah terlatih namun pihak google telah sukses membuat teknologi canggih yang disebut sebagai "Self Driving Car". Teknologi ini akan dipasang pada mobil sehingga kita bisa berkendara sendiri tanpa ada campur tangan manusia sama sekali.Wow ..!


Bahkan pada Bulan Mei ini, negara bagian Nevada, AS telah memberikan ijin pada pihak Google untuk melakukan uji coba di jalanan umum, setelah sebelumnya pernah diadakan uji coba di Las Vegas. Mobil yang digunakan pada uji coba tersebut adalah Mobil Toyota Prius.

Setelah melewati ujian berkendara 140.000 atau 225.297 kilometer mobil tanpa sopir milik Google akhirnya dinyatakan layak jalan. Departemen Kendaraan Bermotor (DMV) Nevada telah mengeluarkan lisensi ini Senin 7 Mei 2012. Tapi, syaratnya: ada dua orang di dalamnya: satu duduk pada bangku sopir dan lainnya di kursi penumpang.

Menggunakan perangkat lunak mengemudi cerdas, sensor jarak, dan data GPS (Gobal Positioning System), Google terbukti berhasil menciptakan mobil tanpa sopir. Dengan ketiga perangkat itu, Google bisa memindahkan mobil dari satu tempat ke tempat lain tanpa penyetir. Dari uji sejauh 225 ribu kilometer, mobil ini hanya menabrak sekali, yaitu menabrak dari belakang sebuah mobil saat lampu merah.

Mobil Google yang beredar di Nevada ini memakai mobil berbahan bakar hibrida, bensin dan listrik.Mobil ini memiliki ciri tersendiri: berwarna merah dan tergambar simbol tak terhingga. "Simbol infinity itu menunjukkan kalau mobil ini merupakan kendaraan masa depan," kata direktur DMV, Bruce Breslow.


Google melengkapi mobil tersebut dengan teknologi radar laser bernama LIDAR (Light Detector and Ranging) yang dipasang di atas atap, di bagian grill, dan belakang mobil.

Nantinya radar tersebut akan mendeteksi berbagai objek seperti pejalan kaki, kendaraan lain, pohon, tiang dan trotoar yang pada akhirnya akan membentuk seperti buffer zone disekeliling mobil untuk menghindari objek - objek tersebut.

LIDAR juga akan menjadikan mobil tersebut bisa terdeteksi pada peta digital lewat satelit. Sebuah kamera terpasang pada bagian depan untuk melihat kondisi jalan. Selain itu teknologi ini juga akan digabung dengan Google Street View untuk memberikan informasi lengkap mengenai kondisi dan arah jalan pada mobil.

Mobil jenius yang telah dipatenkan pada Desember lalu itu dilengkapi sejumlah kamera, laser, dan radar. Sebelum meluncur ke lokasi tujuan, pengendara harus lebih dulu memogram mobil jenius tersebut. Selanjutnya, pengemudi tinggal duduk diam, membiarkan mobil itu mengantarkan dia ke tujuan. Pengendara juga tak perlu khawatir akan mengalami kecelakaan karena mobil itu cukup pandai mengenali medan. 

Bahkan mobil inipun sukses mengantar pria tuna netra keliling, adalah seorang pria bernama Steve Mahan bersama tiga penumpang. Padahal, pria asal California tersebut mengalami gangguan penglihatan 95 persen. "Lihat, ma, tanpa tangan, tanpa tangan, tanpa kaki," celetuk Mahan yang merupakan CEO Santa Clara Valley Blind Center di San Jose. "Ini cara mengendara terbaik yang pernah saya dapatkan," ujarnya.





Mahan pun tercatat sebagai penumpang pertama mobil tanpa pengemudi ini. Mahan yang kehilangan 95 persen penglihatannya dipandu oleh Google lewat rute yang sangat terprogram melalui jalanan di Morgan Hill, California, dan San Jose.

Walaupun bersifat full automatic dimana pengendara hanya tinggal menginput arah tujuan lewat perangkat komputer pada mobil atau smartphone mereka, tapi setiap saat pengendara dapat mengambil alih kemudi mobil dengan mengendarainya secara manual dengan cara menginjak perlahan pedal rem atau menggerakkan kemudi mobil.

Cara ini mirip dengan yang sudah digunakan pada teknologi Cruise Control. Pihak Google mengharapkan teknologi ini dapat membantu mengurangi kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh kesalahan manusia, seperti pengaruh emosi, mabuk, kelelahan, konsentrasi yang teralihkan, dan kemampuan atau respon berkendara yang kurang baik.

Menurut Thrun jumlah korban bisa turun hingga 1 juta/tahun orang di dunia jika  teknologi yang sedang dikembangkannya tersebut telah teraplikasi. Dia bersama timnya telah menguji teknologi driverless car sejauh 225.300 km di berbagai kondisi jalan. Dan hasilnya tanpa cacat.

“Orang-orang bahkan tidak menyadari bahwa mobil-mobil Google tidak dikemudikan manusia,” kata Thrun di depan penonton TED Talks di New York beberapa waktu lalu. Profesor Ilmu Komputer di Universitas Stanford itu mengatakan ketika berusia 18 tahun dia kehilangan seorang sahabat baiknya karena kecelakaan mobil. Itulah yang membuatnya memutuskan mengabdikan hidupnya untuk menyelamatkan jutaan juta orang setiap tahun.

Mereka juga mengatakan teknologi ini bisa memberikan efisiensi berkendara yang lebih baik hingga kekacauan lalu lintas dan kemacetan bisa diatasi.


Walaupun teknologi ini belum diimplementasikan secara komersial, namun Google telah berencana mengarah kesitu dengan bekerjasama dengan para produsen mobil agar mereka bisa melengkapi produknya dengan teknologi ini.

Tetapi salah satu masalah yang kini dihadapi adalah masalah hukum dan peraturan lalu lintas, salah satunya yaitu bahwa setiap mesin atau kendaraan harus dioperasikan oleh manusia. Sehingga diperlukan sebuah aturan baru yang khusus untuk mengatur Self Driving Car.

Rencananya Google Self Driving Cars ini akan siap dipasarkan pada tiga atau lima tahun mendatang. Untuk saat ini Google masih mengujicobakan dengan pengawasan ketat otoritas DMV.

“Mungkin mobil ini akan sering membunyikan klakson, sebab dengan cara demikian maka kita akan menjadi aman,” terang direktur DMV, Bruce Breslow.

Pada Agustus tahun lalu, dilaporkan terjadinya sebuah kecelaakn saat Google sedang melakukan uji coba Self Driving Car di markas Google di Mountain View, California, AS.
Namun google menyatakan bahwa kecelakaan tersebut bukan terjadi karena kesalahan teknologinya melainkan saat mobil sedang sedang dikendarai secara manual oleh manusia.

Share this article :

1 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...