Kamis, 03 Mei 2012

Alkitab dan Uang


Terdapat dua sistem ekonomi yang beroperasi di dunia: perekonomian Allah dan sistem-sistem perekonomian yang manusia temukan. Firman Tuhan mewahyukan sejumlah besar perekonomian Allah secara detail.

Banyak orang yang cara menangani keuangannya bertentangan dengan prinsip-prinsip keuangan Allah. Di dalam ekonomi Allah, Tuhan yang hidup memainkan peranan utama. Sedangkan, bagi sejumlah orang, sulit untuk memikirkan bahwa Allah terlibat dalam keuangan kita. Hal ini dikarenakan Allah telah memilih untuk menjadi Pribadi yang tidak kasat mata dan bergerak dalam alam adikodrati yang tidak terlihat.
Dalam Alkitab, ada lebih dari 2.350 ayat mengenai cara menangani uang dan benda. Yesus Kristus berbicara tentang topik uang lebih banyak dari pada lainnya. Tuhan kita menyampaikan masalah uang ini secara konsisten dengan 3 alasan.
  1. Cara kita menangani uang memengaruhi persekutuan kita dengan Tuhan.
    Yesus membuat perbandingan antara cara kita menangani uang kita dengan kualitas kehidupan rohani kita. Dalam Lukas 16:11 (BIS), Ia berkata, "Jadi, kalau mengenai kekayaan dunia ini kalian sudah tidak dapat dipercayai, siapa mau mempercayakan kepadamu kekayaan rohani?" Bila kita menangani uang kita dengan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip firman Tuhan, kita akan bertumbuh semakin intim dengan Kristus. Akan tetapi, jika kita tidak setia dengan hal itu, persekutuan kita dengan Dia akan berantakan.

    Hal ini diilustrasikan lewat perumpamaan tentang talenta. Sang tuan memberikan selamat kepada hamba yang telah mengatur keuangan dengan setia: "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu." (Matius 25:21) Pada saat kita menangani uang dengan cara Allah, kita memperoleh kesempatan untuk masuk dalam sukacita yang lebih lagi dari suatu keintiman hubungan dengan Tuhan kita. Yang menyedihkan, ini adalah suatu kebenaran yang gagal ditangkap oleh banyak orang.

  2. Harta benda bersaing dengan Tuhan untuk menduduki tempat pertama dalam hidup kita.
    Uang adalah kompetitor utama Kristus, dalam hal siapakah yang akan menjadi tuan dalam kehidupan kita. Yesus mengatakan bahwa kita harus memilih hanya melayani satu dari tuan ini. "Tidak seorang pun dapat bekerja untuk dua majikan. Sebab ia akan lebih mengasihi yang satu daripada yang lain. Atau ia akan lebih setia kepada majikan yang satu daripada kepada yang lain. Begitulah juga dengan kalian. Kalian tidak dapat bekerja untuk Allah dan untuk harta benda juga." (Matius 6:24, BIS) Mustahil bagi kita untuk melayani uang -- bahkan walaupun itu dalam jumlah kecil -- dan masih tetap melayani Tuhan.

    Waktu tentara salib diserang pada sekitar abad ke-12, tentara-tentara salib ini menyewa tentara bayaran untuk berperang bagi mereka. Karena itu adalah perang agama, para tentara bayaran tersebut dibaptis sebelum berperang. Pada saat mereka dibaptis, mereka akan mengacungkan pedang mereka dan mengangkatnya di atas air sebagai lambang bahwa Yesus Kristus tidak memiliki kendali atas pedang mereka. Mereka memiliki kebebasan untuk menggunakan senjata mereka sebagaimana yang mereka kehendaki.

    Walaupun tidak segamblang apa yang terjadi dengan para tentara itu, banyak orang hari-hari ini yang menangani uang mereka dengan gaya yang serupa. Sejumlah orang mengacungkan dompet mereka "di atas air", yang maksudnya adalah berkata, "Tuhan, Engkau boleh menjadi Tuhan atas seluruh kehidupanku, kecuali dalam area uang -- saya sepenuhnya sanggup menanganinya sendiri."

  3. Sebagian besar kehidupan berkisar tentang penggunaan uang.
    Tuhan begitu banyak berbicara tentang uang karena Ia tahu bahwa sebagian besar kehidupan kita berkisar tentang penggunaannya. Sepanjang minggu normal yang Anda jalani, seberapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk menghasilkan uang lewat pekerjaan Anda, membuat keputusan-keputusan bagaimana Anda akan menggunakan uang, memikirkan tentang di manakah Anda akan menabung dan menginvestasi uang, atau berdoa tentang persembahan/pemberian? Syukurlah, Allah telah menyiapkan kita dengan memberikan Alkitab kepada kita sebagai peta jalan bagi kehidupan.
Pembagian Tanggung Jawab

Seorang sahabat, Jim Seneff, meminta saya untuk bergabung bersamanya dalam pelajaran Alkitab untuk menemukan apa saja yang Tuhan katakan tentang penanganan uang. Kami membaca seluruh Alkitab, mengidentifikasi 2.350 ayat, kemudian mengaturnya sesuai dengan topik.

Ada 4 alasan rohani utama mengapa Alkitab berbicara begitu banyak tentang uang: bagaimana cara kita menangani uang akan berdampak pada persekutuan kita dengan Tuhan, yang adalah kompetitor utama dengan Kristus dalam hal ketuhanan dalam kehidupan kita dan uang membentuk karakter-karakter kita. Alasan lainnya adalah karena Tuhan menghendaki kita untuk memiliki cetak biru, sebuah peta jalan, dan untuk menangani uang, sehingga kita secara keuangan dapat menjadi setia dengan cara-cara yang sangat sederhana.

Kami tidak hanya tercengang dengan kenyataan betapa mudah diterapkannya firman Tuhan dalam area ini, tapi juga menemukan pembagian tanggung jawab dalam menangani uang kita. Secara sederhana dapat dikatakan, Allah memilki bagian-Nya, dan kita memiliki bagian kita.

Allah memiliki tanggung jawab tertentu dan telah memberi tanggung tanggung jawab-Nya yang lainnya kepada kita. Kita sering kali mengalami frustrasi ketika menangani uang karena tidak menyadari manakah tanggung jawab kita dan manakah yang bukan tanggung jawab kita.

Delapan Area Tanggung Jawab Kita
  1. Hutang: hindari hutang
  2. Nasihat: carilah nasihat
  3. Kejujuran: praktikkan kejujuran
  4. Memberi: memberi dengan murah hati
  5. Pekerjaan: kerja keras
  6. Investasi: menabung secara konsisten
  7. Perspektif: membelanjakan dengan bijaksana
  8. Kekekalan: hidup untuk kekekalan
Kesetiaan Adalah Sebuah Perjalanan

Kesetiaan dalam perkara-perkara kecil adalah hal yang mendasar. Sejumlah orang merasa frustasi dengan ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah-masalah keuangan mereka dengan cepat. Ingat, setialah saja dengan apa yang telah Anda miliki -- baik itu sedikit maupun banyak. Sejumlah orang menyingkirkan tujuan untuk bebas dari hutang atau meningkatkan tabungan mereka atau memberi, karena tugas-tugas itu nampaknya tidak mungkin. Dan itu mungkin saja -- tanpa pertolongan Tuhan. Tugas Anda adalah untuk berusaha dengan setulusnya, tidak peduli seberapa kecilnya itu terlihat dan kemudian membiarkan hasil-hasilnya di tangan Allah. Saya suka sekali dengan apa yang Tuhan katakan kepada nabi Zakharia, "Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa kecil?" (Zakharia 4:10) Jangan patah semangat. Tetaplah rajin. Tetaplah tekun. Tetaplah setia bahkan dalam perkara-perkara yang paling kecil. Berulang kali kami telah melihat bahwa Tuhan memberkati mereka yang mencoba untuk setia.

Memulai Perjalanan

Anda akan menemukan bahwa mempelajari dan mengaplikasikan prinsip-prinsip keuangan Allah adalah sebuah perjalanan yang memakan waktu. Mudah sekali untuk menjadi patah semangat saat keuangan Anda pada akhir pelajaran ini tidak sepenuhnya berada di bawah kendali. Ketika kita mempelajari tanggung jawab-tanggung jawab Allah dan melakukan tanggung jawab kita dengan setia, kita dapat mengalami rasa puas, pengharapan, dan kepercayaan diri akan masa depan keuangan kita.

Sumber : Buku Pelajaran Keuangan Menurut Alkitab
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...